Sunday, September 19, 2010

Yesus menyembuhkan Orang Lumpuh

Markus 2:1-12












Ada 3 hal luar biasa yang terjadi dalam Markus 2:1-12 ini, sebelum Yesus melakukan mujizat dengan menyembuhkan orang lumpuh. Tiga hal yang juga harus kita lakukan/alami sebelum menerima mujizat:

  1. Ayat 1-2: Yesus kembali ke Kapernaum setelah melakukan perjalanan pelayanan ke Galilea. Yesus lalu mengajar di rumah-Nya dan banyak orang datang sampai diluar rumah. Lukas 5:17 mencatat bahwa yang datang itu dari berbagai latar belakang dan berbeda asalnya: ada beberapa orang Farisi dan ahli Taurat duduk mendengarkan-Nya. Mereka datang dari semua desa di Galilea dan Yudea dan dari Yerusalem.

    Jadi yang datang saat Yesus mengajar adalah campuran masyarakat umum dan imam-imam tingkat tinggi, bukan hanya orang biasa tapi juga kalangan atas; hal luar biasa yang pertama: banyak orang datang mencari Yesus.

    Kenapa hal ini luar biasa? Saat ini kita percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Tapi pada masa itu tidak banyak yang percaya bahwa Yesus adalah Tuhan; namun demi mendengar Yesus dan melihat kuasa-Nya, mereka rela datang dari jauh (Yerusalem ke Kapernaum sekitar 120 km, kira-kira seperti Jakarta-Bandung) dan berdesak-desakan; padahal sebagai manusia, Yesus dikenal anak tukang kayu (Matius 13:55).

    Namun demikian motivasi orang-orang yang hadir juga berbeda-beda, ada yang memang tulus ingin belajar, ada yang cuma ingin nonton, ada pula yang berniat buruk... contohnya: orang Farisi dan ahli Taurat yang hadir, mereka adalah orang-orang terpelajar yang mengerti Firman Tuhan, sarjana-sarjana agama; tapi mereka tidak percaya, ragu-ragu atas perkataan Yesus; mereka hadir bukan hanya untuk mendengar Firman-Nya, tapi juga untuk mencari kesalahan-Nya, menjebak-Nya sehingga dengan demikian mereka bisa menghukum Yesus.

    Tapi Yesus adalah Tuhan, dan Dia bisa melihat jauh di dalam hati setiap orang. Dia tahu apakah kita hanya Kristen KTP atau Kristen sejati, apakah kita hanya percaya-percayaan atau sungguh-sungguh percaya... Jadi untuk bisa menerima mujizat, hal pertama yang kita lakukan: datang mencari Tuhan Yesus dengan sikap hati yang benar.
  2. Saat Yesus sedang mengajar, terjadi pula hal luar biasa yang kedua yaitu: 4 orang datang lalu membuat lubang di atap dan menurunkan tilam yang membawa teman mereka yang lumpuh ke dalam ruangan dimana Yesus berada.

    Pada jaman itu, bentuk rumah tidak tinggi dan atapnya datar, sehingga dapat dicapai dengan tangga yang dipasang di salah satu dinding diluar rumah. Atap rumah biasanya dijadikan tempat untuk menyimpan barang. Orang-orang yang membawa orang yang lumpuh ini naik dengan tangga diluar hingga ke atap rumah, lalu memindahkan bagian atap rumah dan menurunkan orang lumpuh ini ke dalam ruangan. Karena atap rendah, tidak butuh waktu lama untuk menurunkannya dari atap hingga sampai ke hadapan Yesus.

    Kenapa hal ini termasuk luar biasa? Karena tindakan yang mereka lakukan menunjukkan kekuatan iman mereka! Alkitab menuliskan, bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati. Perbuatan 4 orang ini menunjukkan kwalitas iman mereka, naik ke atap, membuka atap lalu menurunkan orang lumpuh memang tidak sulit tapi bukan hal yang mudah juga; yang istimewanya mereka terpikir untuk melakukan hal itu demi iman percaya mereka bahwa Yesus bisa menyembuhkan temannya yang lumpuh. Hal kedua: miliki iman dan tunjukkan dalam tindakan (iman yang benar)!
  3. Hal ketiga yang paling luar biasa adalah saat Yesus melakukan sesuatu yang mengherankan orang banyak, Ia berkata pada orang lumpuh itu: dosa-dosanya telah diampuni! Ini adalah hal yang paling luar biasa yang Yesus lakukan dalam pelayanan-Nya yaitu: pengampunan dosa.

    Mungkin ada yang berpikir, kenapa Yesus tidak lebih dulu menyembuhkan orang lumpuh itu? Seharusnya Yesus menyembuhkan orang lumpuh itu, baru bicara soal pengampunan. Tapi Tuhan tidak pernah salah... Yesus melihat ke dalam hati bahwa hal utama yang dibutuhkan manusia adalah kesembuhan rohani, baru kesembuhan fisik.

    Perjumpaan dengan Tuhan Yesus menyembuhkan rohani kita, membuat hidup kita berbalik dan berubah oleh kuasa pengampunan-Nya. Dulu kita semua orang yang lumpuh rohani tapi sejak berjumpa dengan Tuhan Yesus, kita disembuhkan dan dapat berdiri diatas batu keselamatan Kristus. Hal ketiga, agar menerima mujizat maka pastikan kita sudah hidup benar (tidak menyimpan dosa).

    Di balik setiap mujizat fisik yang Kristus kerjakan pasti ada mujizat kesembuhan rohani, dan itulah mujizat terbesar yang Dia kerjakan!

    2 Korintus 5:17 "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."

    Those people who become Christians become new persons.
    They are not the same anymore, for the old is gone. A new life has begun.

Tuhan memberkati!

Sunday, September 5, 2010

Hubungan antara Orang Tua dan Anak

Di dalam Alkitab, anak-anak dipandang sebagai karunia Allah. Anak-anak harus dikasihi, dihargai dan dihormati seperti orang dewasa. Mereka penting di mata Allah dan dalam kerajaan Sorga (Matius 18:1-6, 10). Anak-anak juga diberi tanggung jawab: menghargai dan menghormati orang tua, peduli terhadap mereka, mendengarkan mereka, dan patuh kepada mereka (Keluaran 20:12, Amsal 1:8, 13:1, Markus 7:10-13, Efesus 6:1).

Efesus 6:1-3 mengatakan, "Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu — ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi."

Meskipun dalam tulisannya yang lain, rasul Paulus memberi kritikan tajam kepada anak-anak yang tidak patuh (Roma 1:30, 2 Timotius 3:1-2), namun itu tidak berarti bahwa anak-anak harus selamanya patuh. Jika orang tua meminta mereka untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan Firman Allah, maka mereka harus ingat bahwa hukum Allah selalu memiliki prioritas yang lebih tinggi daripada perintah manusia (Kisah 5:29). Untuk anak-anak yang sudah dewasa dan meninggalkan orang tua mereka untuk membangun keluarga yang baru, mereka pun tidak terbebas dari tanggung jawab untuk menghormati orang tua mereka. Tanggung jawab menghormati orang tua itu tetap ada selama orang tua masih hidup.

Sebaliknya orang tua memiliki tanggung jawab untuk memberi teladan perilaku orang Kristen yang dewasa, mengasihi anak-anak mereka, peduli terhadap kebutuhan mereka, mengajar anak-anak dan mendisiplin mereka dengan sungguh-sungguh (Amsal 22:6, Kolose 3:21). Efesus 6:4 mengatakan, "... janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan."

Pada Perjanjian Lama, ada bagian yang menyatukan semua prinsip dan merangkum ajaran Alkitab dalam hal mengasuh anak. Meskipun bagian ini ditulis untuk bangsa Israel sebelum mereka memasuki tanah perjanjian, Firman ini sangat praktis digunakan dalam membesarkan anak dan merupakan bimbingan bagi para orang tua Kristen di zaman modern ini.

"Inilah perintah, yakni ketetapan dan peraturan, yang aku ajarkan kepadamu atas perintah TUHAN, Allahmu, untuk dilakukan di negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, supaya seumur hidupmu engkau dan anak cucumu takut akan TUHAN, Allahmu, dan berpegang pada segala ketetapan dan perintahNya yang kusampaikan kepadamu, dan supaya lanjut umurmu. Maka dengarlah, hai orang Israel! Lakukanlah itu dengan setia, supaya baik keadaanmu, dan supaya kamu menjadi sangat banyak, seperti yang dijanjikan TUHAN, Allah nenek moyangmu, kepadamu di suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun." (Ulangan 6:1-7).

Dari Firman tersebut diatas, kita tahu hal-hal yang perlu dilakukan sebagai orang tua adalah:

  1. Mendengarkan Firman
    Orang tua yang baik mau mendengarkan perintah Allah, mengerti perintah itu dengan sungguh-sungguh sehingga “tertanam dalam hati” dan menjadi bagian dari dirinya. Proses ini dimulai melalui keteraturan dalam mempelajari Firman Tuhan, yaitu Alkitab, dan dengan pertolongan Roh Kudus sehingga Firman Tuhan menjadi jelas bagi kita.
  2. Melakukan Firman
    Pengetahuan saja tidaklah cukup. Selain mendengarkan, orang tua harus taat pada ketetapan dan perintah Allah serta melakukannya. Bila orang tua tidak menunjukkan keinginan untuk taat pada Allah, pada gilirannya anak-anak mereka juga tidak akan memiliki keinginan untuk taat orang tua mereka.
  3. Mengasihi Allah
    Allah berfirman agar orang tua mengasihi Allah dengan sepenuh hati, jiwa, dan kekuatan. Perhatikan bahwa penekanannya di sini adalah untuk orang tua. Orang tua harus menyadari bahwa mereka lebih dulu ada untuk mengasihi dan melayani Allah, dan tidak ada yang boleh menggantikan prioritas yang utama tersebut. Jika orang tua diberi anak, maka mengasuh anak merupakan salah satu dari tujuan hidup kita, tetapi bukanlah satu-satunya tujuan hidup kita.
  4. Mengajar Anak
    Dalam mengajar anak ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua:
  • Tanggung jawab ayah dan ibu
    Meskipun mengasuh anak bukanlah satu-satunya tugas orang tua dalam hidup ini, tapi tanggung jawab ini penting dan tidak dapat diremehkan. Pendidikan anak-anak tidak hanya dilakukan oleh ibu saja atau ayah saja, tetapi harus oleh ayah dan ibu. Kejadian 1:27, "Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan..."
  • Gambar Allah secara sempurna ada pada laki-laki dan perempuan, pada suami dan istri, pada ayah dan ibu. Jika kita ingin mendidik anak kita dengan benar, maka peran serta ayah dan ibu dibutuhkan, sehingga anak dapat melihat gambar Allah dengan sempurna.

  • Dengan berulang-ulang
    Ulangan 11:19 mengatakan, "Kamu harus mengajarkannya kepada anak-anakmu dengan membicarakannya, apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun."

    Firman menyampaikan bahwa mengajar bukanlah suatu usaha yang hanya cukup sekali dilakukan. Orang tua harus mengajar anak-anaknya dengan berulang-ulang setiap hari, siang dan malam, karena dengan demikian anak akan ingat dan mengerti apa yang diajarkan orang tuanya. Sebagai orang tua jangan pernah kita bosan mengajar anak-anak kita, karena Tuhan pun demikian terhadap kita.
  • Dengan teladan
    Dalam mendidik anak, seharusnya orang tua tidak hanya bicara, tetapi lebih banyak memberikan teladan kepada anak. Dalam mengajarkan Firman Tuhan, orang tua harus terlebih dulu menunjukkan melalui perbuatannya sendiri sebagai contoh kepada anaknya. Jika dipraktekkan hal ini tentunya akan lebih mudah bagi orang tua dalam mengajarkan sesuatu kepada anaknya. Ingatlah, Tuhan Yesus saja mau datang ke dunia untuk memberi teladan bagi kita, "sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu." Yohanes 13:15
    • Bagaimana cara memberi teladan yang baik?

      • Supaya anak-anak menjadi orang yang dapat dipercaya, anda perlu percaya kepada diri anda sendiri.

      • Supaya anak-anak menjadi rendah hati, anda perlu menunjukkan kerendahan hati dengan mengakui kesalahan anda dan meminta maaf.

      • Supaya anak-anak mendengarkan anda, luangkan waktu untuk mendengarkan mereka bukan memaksakan pandangan kita sendiri (yang diperlukan adalah kemauan untuk mendengarkan saja, tidak harus menyetujuinya).

      • Supaya anak-anak bisa menghargai, anda perlu memberi penghargaan pada mereka, penghargaan itu bisa berupa pujian atau pengakuan secara verbal untuk perilaku positif yang telah dilakukan.

      • Supaya anak-anak menghormati, jangan remehkan mereka, pahami perasaan dan pandangan mereka.

      • Supaya anak-anak jujur, anda pun perlu menepati setiap janji pada anak anda dan mengatakan yang benar pada diri anda sendiri.

      Matius 7:12 "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka..."

      Jadi mendidik anak-anak dengan teladan yang baik, artinya sebagai orang tua kita harus menjadi contoh bagi anak-anak kita, apa saja yang kita kehendaki supaya mereka lakukan kita lakukan lebih dahulu di hadapan mereka; jika kita mau anak kita hidup benar, maka sebagai orang tua, kita harus lebih dulu hidup benar bagi anak-anak kita...

    Tuhan memberkati!