Monday, May 24, 2010

Pedoman & Tips dalam Memilih Pasangan Hidup

Sejak pertama kali manusia diciptakan, Tuhan memberinya kehendak bebas... termasuk dalam memilih pasangan hidup; sehingga tidak ada jodoh yang sudah ditetapkan atau ditentukan oleh Tuhan apalagi jodoh dari lahir, karena itu Tuhan tidak bertanggung jawab atas pilihan pasangan hidup anda, anda sendirilah yang harus memilih dan bertanggung jawab atas pilihan pasangan anda dihadapan Tuhan.

Tapi walaupun Tuhan memberi kehendak bebas pada kita untuk memilih pasangan hidup, Dia tetap memberikan tuntunan bagi anak-anakNya melalui Alkitab agar kita bisa memilih pasangan yang sesuai. Apalagi memilih pasangan hidup merupakan salah satu keputusan yang terpenting yang harus diambil seseorang dalam hidupnya; mengingat pernikahan itu dirancang oleh Tuhan untuk dilakukan sekali sepanjang hidup kita.

Mari kita lihat dari Alkitab, beberapa pedoman dalam memilih pasangan hidup agar anda dapat menemukan pasangan yang tepat sehingga mendatangkan tahun-tahun pernikahan yang dapat dinikmati bersama:

  1. Pasangan anda haruslah seorang yang percaya pada Tuhan

    Firman Tuhan menyatakan dalam 2 Korintus 6:14-15, "Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?"

    Hal ini merupakan dasar utama yang perlu diperhatikan dalam memilih pasangan hidup, karena itu dicantumkan sebagai pedoman yang pertama. Masalah kepercayaan adalah hal yang mendasar karena kepercayaan dapat mempengaruhi semua aspek kehidupan kita.

    Lagipula manusia itu terdiri dari roh, jiwa dan tubuh, dan roh itu kekal. Jika tubuh bersatu tapi rohnya berbeda pasti akan timbul konflik, seperti yang telah disampaikan Firman Tuhan: bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? selain itu adanya perbedaan kepercayaan akan mengakibatkan perbedaan komunikasi dan pandangan hidup, yang akhirnya dapat menimbulkan perselisihan atau bahkan sikap toleransi yang salah seperti membiarkan hal-hal yang bertentangan dengan iman, dan lainnya.

    Dan jangan pernah kita berpikir... mungkin saja saya mendapat pasangan hidup yang berbeda kepercayaan agar setelah menikah, saya bisa memperkenalkannya pada Tuhan Yesus; hati-hatilah karena ini merupakan pemikiran yang keliru, sebab Alkitab tidak pernah mengajarkan hal yang demikian.
  2. Carilah pasangan yang sepadan dengan anda

    Kejadian 2:18, TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."

    Yang dimaksud dengan sepadan adalah:
    • Bukan cocok/sama persis dengan anda, karena pasangan anda bukanlah duplikat dari diri anda;
    • Bukan ideal atau memenuhi 100% standar/kriteria anda;
    • Saling menggenapi dan melengkapi satu sama lain, seseorang yang dapat menerima dan mengasihi pasangan dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

    Di dalam dunia ini tidak ada pasangan yang ideal, karena itu carilah pasangan hidup yang sepadan dengan anda. Perhatikan kisah berikut, tentang seorang yang sedang menunggu bus untuk pergi ke suatu tujuan.

    Sejak pagi orang tersebut telah menunggu bus tujuannya, bus pertama datang dan ternyata telah penuh sesak akhirnya orang tersebut membatalkan untuk naik bus pertama tersebut; beberapa jam kemudian bus ke-2 datang namun ternyata juga banyak penumpang yang berdesakan untuk segera menaiki bus tersebut, akhirnya orang tersebut pun membatalkan untuk menaiki bus ke-2; kemudian datanglah bus ke-3 yang tidak terlalu penuh, namun orang tersebut kembali membatalkan naik bus ke-3 karena bus tersebut tidak ada AC-nya dan kurang menarik; tak terasa waktu pun sudah menuju sore hari... dan akhirnya datang bus ke-4, orang tersebut langsung saja menaiki bus itu karena waktu yang dimilikinya sudah semakin sedikit untuk menuju ke tujuannya; setelah beberapa lama ada dalam bus itu akhirnya orang tersebut tersadar ternyata dia telah menaiki bus ke tujuan yang berbeda/salah jurusan...

    Dalam mencari pasangan, janganlah menetapkan standard yang ideal/kriteria yang tinggi yang mengakibatkan kita tidak pernah dapat menemukan pasangan yang tepat bagi kita, tapi juga jangan asal-asalan memilih sehingga salah tujuan... yang harus diperhatikan adalah kesepadanan antara anda dengan pasangan.

    Kesepadanan ini meliputi aspek kerohanian, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, intelektual, perbedaan usia dan kematangan sikap hidup. Makin banyak aspek yang sesuai berarti pasangan anda makin sepadan dengan anda, makin sepadan anda dengan pasangan maka hubungan akan terjalin makin kuat.

  3. Perhatikan karakternya

    Dalam mencari pasangan, anda juga perlu mempertimbangkan karakternya, seperti ada tertulis dalam Amsal 22:24-25, “Jangan berteman dengan orang yang lekas gusar, jangan bergaul dengan seorang pemarah, supaya engkau jangan menjadi biasa dengan tingkah lakunya dan memasang jerat bagi dirimu sendiri.”

    Karakter pasangan kita akan berpengaruh terhadap diri kita dan kehidupan kita, jika kita bergaul dengan orang yang salah maka kita akan terkena dampaknya.

    Berikut ini sebuah kisah hidup pernikahan yang nyata dan berakhir sedih, akibat karakter pasangan yang pemarah... Beberapa waktu sebelum pernikahannya, Dewi sempat bimbang dengan perangai pacarnya yang kasar dan pemarah, karena ia melihat sang pacar tengah marah memaki-maki seorang pengendara motor yang memotong jalur mobil yang dikendarainya. Tapi, akhirnya mereka menikah juga... dan setelah menikah selama 4 tahun terdengarlah kabar bahwa Dewi menggugat cerai suaminya, saat ditanya Dewi beralasan, ia sudah tidak cocok lagi dengan pasangannya karena karakternya yang sulit ditoleransi selama menikah. ”Suami saya sering marah-marah dan berteriak. Beberapa kali pembantu rumah tangga kami memilih keluar karena tak betah. Marah sama saya? Itu sih sudah tak terhitung lagi,” kata Dewi saat ditanya. ”Bahkan dia juga pernah dipecat dari pekerjaannya, karena dia marah dan menggebrak meja atasannya. Saya pikir dia akan berubah, tapi ternyata tidak,” lanjut Dewi...

    Dalam cerita diatas, Dewi sebenarnya sudah tahu karakter sang suami sebelum mereka menikah tapi dia berpikir bahwa pasangannya mungkin akan berubah setelah menikah, ternyata tidak... Yohanes 3:6 mengatakan, ”Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.” Hanya Roh Kudus yang dapat mengubah karakter seseorang, bukan manusia. Mengenai apa saja yang termasuk karakter yang baik dan tidak baik, anda dapat membacanya di Galatia 5:19-23.

    Lalu bagaimana seandainya jika pasangan saya menutupi karakternya atau berpura-pura selama berkenalan sehingga karakter aslinya baru ketahuan setelah menikah? Amsal 5:21 mencatat, ”Karena segala jalan orang terbuka di depan mata TUHAN, dan segala langkah orang diawasi-Nya.” Jadi janganlah takut... tidak ada satu hal pun yang tersembunyi di hadapan Tuhan, jika dalam mencari pasangan, kita mau mengandalkan Tuhan dan menuruti setiap pedoman-Nya, pasti segala hal yang tersembunyi akan disingkapkan oleh Tuhan.

Berikut ini tips tambahan bagi yang sedang mencari pasangan agar tidak salah pilih:

  • Carilah di tempat yang tepat
    Jika anda mengikuti pedoman diatas tentunya anda akan menemukan pasangan anda di tempat yang benar bukan di tempat yang tidak benar, karena seorang yang percaya dan takut akan Tuhan pastinya tidak akan berada di tempat yang “gelap”.
  • Minta pertolongan Tuhan
    Berdoa pada Tuhan sebelum memulai hubungan dengan seseorang, minta “tanda” dari Tuhan tapi jangan mendasarkan keputusan semata-mata atas dasar satu “tanda” tersebut. Meskipun kita yakin bahwa "tanda" itu berasal dari Tuhan; tetap pergunakanlah akal budi yang Tuhan berikan dan perhatikan pedoman lainnya apakah mendukung. Eliezer terus menerus mengamati dan menilai Ribka, walaupun ia sudah mendapati bahwa “tanda” yang dimintanya telah dipenuhi (Kejadian 24:12-21).
  • Persetujuan Orang Tua
    Hal penting yang tidak boleh dilupakan adalah persetujuan dari orang tua anda dan orang tua pasangan anda. Mengapa persetujuan orang tua diperlukan? Karena menikah bukan saja antara persatuan anda dan pasangan, tapi juga bersatunya dua keluarga. Pernikahan pasti akan melibatkan keluarga. Lagipula seorang anak selama belum menikah masih berada di bawah otoritas orang tuanya, jadi sudah sewajarnya sebagai anak meminta persetujuan orang tua sebelum menikah. Jika perlu berdoa dan berpuasalah untuk hal itu. Kalau Tuhan bekerja, maka tidak ada yang mustahil.

DON'T MARRY A PERSON YOU CAN LIVE WITH...
BUT, MARRY SOMEONE YOU CAN’T LIVE WITHOUT...


Tuhan memberkati!

Monday, May 17, 2010

Orang Bijak dan Orang Bodoh

Matius 7:24-27












Dalam kisah ini ada 2 tipe orang: orang bijak dan orang bodoh.
Ada hal-hal yang sama dari keduanya, antara lain:

  • Keduanya mendengar perkataan/Firman Tuhan Yesus = orang Kristen (masa kini),
  • Keduanya sama-sama mendirikan rumah = membangun hidup (rohani),
  • Keduanya sama-sama kena hujan, banjir dan angin (hujan badai) = masalah/persoalan.

Menjadi anak Tuhan bukan berarti bebas dari masalah, karena Tuhan tidak berjanji membebaskan kita dari masalah tapi yang Tuhan janjikan adalah jalan keluar untuk setiap masalah kita (Mat 11:28)

Lalu ada hal yang membedakan keduanya:

  • Yang bijak: melakukan Firman Tuhan = mendirikan rumah diatas batu.
  • Yang bodoh: tidak melakukan Firman Tuhan = mendirikan rumah diatas pasir.

Jadi, kedua orang tersebut adalah orang-orang yang percaya... mereka mengikut Yesus dan mendengar Firman Tuhan tapi mereka tidak sama dalam hal mendirikan rumah (melakukan Firman dalam kehidupannya).

Yang bijak membangun rumah diatas batu, batu bicara suatu dasar yang kuat dan teguh, Kisah 4:11 Yesus adalah batu penjuru, 1 Korintus 10:4 batu karang itu ialah Kristus, Efesus 2:20 dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.; Yohanes 1:1 Tuhan Yesus adalah Firman, berarti orang bijak membangun hidupnya atas dasar Firman Tuhan, tapi bukan hanya menjadi pendengar, dia pun menjadi pelaku Firman itu (Matius 7:24).

Yang bodoh, membangun rumah diatas pasir, pasir bicara sesuatu yang mudah luntur, mudah hanyut oleh air/masalah, berarti orang yang bodoh hanya mendengar Firman Tuhan tapi tidak melakukannya dalam kehidupan.

Apa artinya menjadi pelaku Firman?
Pelaku Firman berarti kita melakukan apa saja yang diperintahkan dalam Firman Tuhan; sebelum menjadi pelaku tentunya kita terlebih dulu harus menjadi pendengar (tidak mungkin kita melakukan jika belum pernah mendengarkan bukan?). Nah pada saat kita mendengar Firman Tuhan itu sama halnya dengan mulai menimbulkan iman kita (Roma 10:17).

Tapi menjadi pendengar saja tidak cukup... karena kita juga harus membangun iman kita, itulah gunanya menjadi pelaku Firman. Jika kita hanya mendengar, iman hanya pada tahap timbul (atau saya istilahkan dengan percaya), tapi saat kita mulai melakukannya maka iman mulai terbangun...

Ibrani 11:1 Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.

Jadi iman tidak sama persis dengan percaya; dalam bahasa Inggrisnya, iman: FAITH, sedangkan percaya: BELIEVE.

  • Kita percaya bahwa Tuhan Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat kita… itu disebut BELIEVE
  • Kita percaya Dia sanggup menyembuhkan, sanggup membuat kita keluar dari masalah… itu disebut BELIEVE.

Iman lebih dari percaya, faith more than believe...
Iman memang dimulai dari percaya tapi ada kelanjutannya, karena itu iman lebih dari sekedar percaya, iman berarti bertindak percaya walau belum melihat (tapi bedakan pula antara iman dengan nekad, he..he... iman dari percaya, nekad dari untung-untungan).

  • Saat kita sedang ada dalam masalah, apakah kita tetap percaya bahwa Tuhan Yesus sanggup menolong? Tetap percaya sampai masalah itu selesai... itu yang disebut FAITH
  • Saat dalam persoalan seolah tidak ada jalan keluar, tapi tetap percaya sampai ada jalan keluar... itu yang disebut FAITH
  • Tetap percaya apa yang Tuhan janjikan akan terjadi walaupun belum terjadi… itu FAITH !

Saat keadaan kita tanpa masalah, iman kita mungkin belum teruji, tapi pada saat kita dalam masalah barulah terlihat perbedaannya antara orang yang hanya percaya dan orang yang beriman.

Jadi kenapa Tuhan ijinkan ada masalah dalam kehidupan kita?
Salah satu alasannya adalah untuk pembuktian dan pembangunan iman kita.

Perhatikan dalam Hakim 20:18-25, dimana dikisahkan: pada hari pertama, orang Israel berdoa dan mendapat konfirmasi dari Tuhan untuk maju berperang melawan bani Benyamin... tapi kemudian mereka kalah, lalu untuk kedua kalinya mereka berdoa kembali dan mendapat konfirmasi dari Tuhan untuk berperang tapi kalah lagi...

Andaikan kita berada di posisi mereka, dimana setelah mendapat dua kali konfirmasi tapi tetap kalah... Apakah kita tetap beriman pada Tuhan? Tidakkah kita menyangsikan konfirmasi itu? Atau jangan-jangan kita salah dengar??

Selanjutnya, dalam Hakim 20:26-35, setelah dua kali kalah, orang Israel tetap datang pada Tuhan bahkan kali ini dengan seluruh bangsa, dengan lebih tekun mereka berdoa puasa dan semalaman, berdoa untuk yang ketiga kalinya dan kembali mendapat konfirmasi dari Tuhan... Kali ini mereka tidak lagi kalah melainkan menang!! itulah IMAN... tetap percaya pada Tuhan, sampai akhir!

Jika iman kita besar maka kita akan memperoleh berkat dalam skala mujizat, bukan yang biasa-biasa saja. Dan hanya orang bijak yang akan memperolehnya...

sharing

Monday, May 3, 2010

Berkat dalam Hujan

“Aku akan menjadikan mereka dan semua yang di sekitar gunung-Ku menjadi berkat; Aku akan menurunkan hujan pada waktunya; itu adalah hujan yang membawa berkat.” (Yehezkiel 34:26)

Jika anda diajukan sebuah pertanyaan, apakah hujan itu suatu berkat bagi anda? Anda tentu tidak langsung menjawab iya, semuanya tergantung situasi yang ada... kapan saatnya hujan itu turun. Jika hujan turun terus menerus, anda tentu berharap hujan berhenti agar tidak terjadi banjir.

Ada sebuah cerita tentang pasangan yang akan melakukan sesi foto pre-wedding di kawasan Kawah Putih, Bandung karena mereka begitu terkesan dengan hasil foto pasangan lain disana. Dalam perjalanan ternyata hujan turun dengan derasnya. Mereka berdoa agar hujan segera reda sehingga acara pemotretan dapat berlangsung dengan baik.

Tapi hujan tidak kunjung reda. Mereka gelisah apalagi hari itu adalah satu-satunya kesempatan untuk melakukan sesi pemotretan. Sesampainya disana, hujan belum juga reda, malah ada kabut yang turun. Dalam situasi begini yang terpikirkan oleh mereka acara pemotretan bisa berantakan, tapi karena tidak ada kesempatan lain mereka tetap melakukan sesi pemotretan tersebut.

Dua jam berlalu, akhirnya semuanya selesai. Hujan masih juga turun. Sang fotografer sebenarnya ragu dengan hasil karyanya karena dia belum pernah melakukan pemotretan di kala hujan. Tapi apa yang terjadi? Hasil foto itu ternyata luar biasa seperti yang mereka idamkan. Hujan yang turun justru menghapus kabut yang ada sehingga tercipta nuansa yang unik sebagai latar belakang, yang terbentuk dari kombinasi latar kabut dan basahan hujan yang turun.

Sebagai manusia, kita pasti berpikir bahwa saat yang terbaik untuk sesi pemotretan adalah saat cuaca cerah dan tidak ada hujan. Tapi Tuhan lebih tahu apa yang terbaik untuk diri kita. Apa yang Tuhan lakukan untuk kita pasti tepat waktunya karena Dia tidak pernah salah dan tidak pernah terlambat.

Hujan yang Tuhan turunkan pada waktunya, pastilah hujan yang membawa berkat. Waktu kita bukanlah waktunya Tuhan, Dia lebih tahu saat yang tepat untuk mencurahkan hujan berkat-Nya bagi kita.

Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya

GBU ^,^