Monday, June 14, 2010

Gaya Hidup Beda sebagai Anak Tuhan (2)

Nah, gaya hidup seperti apa yang harus kita lakukan sebagai anak Tuhan? Ada beberapa hal yang harus kita lakukan sebagai anak Tuhan, supaya mudah... mari kita sebut dengan 3 J.

J1: Jaga hati
Amsal 4:23 "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan."
Amsal mengatakan bahwa keberhasilan kita pada bidang apapun dalam kehidupan ini... dimulai dari hati kita.

Daniel menjaga kekudusannya, dia memilih tidak makan yang sedap-sedap = tidak memilih hal-hal yang hanya enak diluar tapi merusak di dalam, Amsal 18:8 menulis "Perkataan pemfitnah seperti sedap-sedapan, yang masuk ke lubuk hati." Dalam hidup ini kita harus menjaga hati kita agar tidak terlena dengan hal-hal yang sedap, hal yang sedap itu bukan bicara tentang makanan, tapi tentang DOSA (yang tentunya kelihatan sedap, kalau tidak sedap orang pasti tidak mau berbuat dosa...) yang tanpa kita sadari masuk sedikit demi sedikit & pelan-pelan merusak lubuk hati kita (rohani kita). Jadi sebagai anak Tuhan... kita harus senantiasa berjaga agar hanya yang benar yang masuk dalam hati kita, bukan yang "sedap"; benar pasti sedap, sedap belum tentu benar!

J2: Jaga iman
Efesus 6:16 "dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat."

Saat Yusuf mendapatkan janji Tuhan melalui mimpinya, keadaannya bukan bertambah baik, dia dijual oleh saudaranya dan menjadi budak, lalu sebagai budak... keadaan Yusuf mulai lebih enak sedikit karena akhirnya dia jadi kuasa atas rumah tuannya (Kejadian 39:4)... tapi kemudian Yusuf malah difitnah oleh istri bosnya (karena menolak berzinah - Yusuf hidup benar) dan dijebloskan dalam penjara, tapi Yusuf tetap tidak kehilangan imannya... dia tidak larut dalam keadaannya yang tidak enak itu. Yusuf tetap percaya pada janji Tuhan (tetap menjaga imannya) sampai pada akhirnya dia meraih janji Tuhan dalam hidupnya.

Dalam Daniel pasal 6, Daniel pun menjaga imannya pada Tuhan, walaupun diancam masuk ke gua singa karena menolak untuk menyembah patung. Dan saat Daniel berada dalam gua singa, mujizat terjadi, Tuhan menyelamatkannya, dan akhirnya raja Darius menjadikan Daniel sebagai pejabat tinggi dalam kerajaannya.

J3: Jaga mulut/lidah
Dalam Alkitab ada 259 kata “mulut”, 103 kata “lidah”, & 102 kata “bibir”... total 464 kata tentang mulut, lidah, bibir (hal-hal yang berhubungan dengan perkataan). Bandingkan dengan kata hikmat, di Alkitab total ada 213 kata ‘’hikmat”.

Amsal 13:3 "Siapa menjaga mulutnya, memelihara nyawanya, siapa yang lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan."
Amsal 18:21 "Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya."

Jika kita berkata di suatu tempat yang bergema, misalkan dalam goa, maka apa yang kita ucapkan itulah yang akan bergema dan kembali pada kita dengan kata yang sama... contoh jika kita katakan A maka gemanya juga A... Nah perkataan apa yang kita gemakan selama ini?

Bukankah Firman berkata bahwa sebagai anak Tuhan, mulut kita ada kuasanya... ingatlah Tuhan menciptakan dunia ini dengan perkataan-Nya (Firman Tuhan). Hati-hatilah dengan mulut kita, sebagai anak-anak Tuhan, kita pun mewarisi kuasa-Nya, apa yang kita katakan itulah yang akan bergema dalam hidup kita.

Perhatikan kehidupan Yusuf dan Daniel, saat mereka mengalami keadaan yang buruk sekalipun, mereka tetap menjaga perkataan mereka, tidak sekalipun mereka mengutuki orang-orang yang mencelakai mereka... bahkan mereka senantiasa mengatakan berkat dan menjadi berkat dimanapun Tuhan menempatkan mereka (contoh: Kejadian 39:5, Daniel 6:21-22, 25-27).

Jadi apa sebaiknya kita perkatakan dalam hidup ini?
Dalam hal ini kita harus meneladani Yesus, Matius 4:1-11 mencatat, saat Dia dicobai oleh iblis di padang gurun... Yesus selalu menjawab dengan berkata: "Ada tertulis (dlm firman Tuhan)..."

Jadi mulai sekarang ini... di dalam segala keadaan, marilah kita mulai perkatakan Firman Tuhan sehingga setiap janji-Nya pasti digenapi dalam hidup kita.

Tuhan memberkati!

Sunday, June 13, 2010

Gaya Hidup Beda sebagai Anak Tuhan (1)

Dalam Alkitab, ada tokoh-tokoh yang dipakai oleh Tuhan sejak masa mudanya, dan mereka bukan hanya sukses, tapi dalam keadaan apapun Tuhan membuat mereka senantiasa sukses. Beberapa diantaranya adalah:

  1. Yusuf, dalam Kejadian pasal 37, disambung pasal 39-41:46, dikisahkan bahwa:
    • Yusuf dikasihi oleh ayahnya Yakub (Israel) karena Yusuf anak yang lahir pada masa tuanya dan dia melakukan hal yang baik tidak seperti saudara-saudaranya.
    • Tapi Yusuf dibenci saudara-saudaranya sampai akhirnya dijual sebagai budak. Saat menjadi budak di rumah Potifar, Tuhan menyertai Yusuf sampai akhirnya Yusuf menjadi kuasa atas rumah dan milik Potifar (Kej 39:4).
    • Yusuf seorang yang hidup benar, saat diajak berzinah oleh istri Potifar, dia menolaknya tapi malah difitnah dan akhirnya dipenjara.
    • Tuhan selalu menyertai Yusuf sehingga saat Yusuf dalam penjara pun, dia menjadi kesayangan kepala penjara dan dipercaya mengurus semua tahanan.
    • Singkat cerita... akhirnya dari keadaan sebagai ex narapidana, Yusuf lalu diangkat oleh Firaun menjadi kuasa atas Mesir. Saat jadi Perdana Menteri (orang nomor dua) di Mesir, umur Yusuf baru 30 tahun.

  2. Daniel, dalam Daniel pasal 1-6, dikisahkan bahwa:
    • Daniel dipilih sebagai salah satu anak muda yang akan dididik untuk bekerja dalam istana raja, walaupun bagi mereka disediakan pelabur dari santapan raja dan anggur setiap hari, tapi Daniel (Beltsazar) dan 3 kawannya (Sadrakh, Mesakh, Abednego) berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan hal itu. Dia lebih memilih hanya makan sayur dan minum air setiap hari.
    • Dalam Daniel 1:19-20 dicatat bahwa setelah masa pendidikan, didapati oleh raja, bahwa Daniel dan ke-3 kawan Yehudanya sepuluh kali lebih cerdas dari semua orang berilmu di kerajaannya.
    • Kemudian dalam Daniel 2:48 dicatat bahwa raja menjadikan Daniel sebagai penguasa atas seluruh wilayah Babel dan kepala semua orang bijak di Babel.
    • Tidak hanya sampai disitu, dalam pemerintahan raja-raja selanjutnya, Daniel tetap jadi orang yang tinggi kekuasaannya. Daniel 5:29, saat pemerintahan raja Belsyazar, Daniel diberi kekuasaan sebagai orang nomor tiga di kerajaannya. Lalu dalam Daniel 6:29 disebutkan, bahwa Daniel mempunyai kedudukan tinggi pada zaman pemerintahan Darius dan pemerintahan Koresh, orang Persia.

Perhatikan kehidupan Yusuf dan Daniel, mereka bukan hanya menjadi sukses, tapi dalam segala keadaan... Tuhan senantiasa membuat mereka sukses! Yusuf ditaruh dimanapun (sebagai budak, sebagai narapidana) Tuhan senantiasa membuatnya dikasihi dan menjadi kepercayaan atasannya (second man) hingga akhirnya pun menjadi kuasa atas Mesir (orang nomor dua setelah Firaun); Daniel pun demikian... dalam pemerintahan raja siapapun, Tuhan senantiasa membuatnya dikasihi dan dipercaya oleh raja, sebagai pejabat tinggi bahkan yang tertinggi!

Apa yang membuat semua hal itu terjadi?
Jika kita pelajari kisah mereka dalam pasal-pasal diatas, hal itu terjadi karena Tuhan senantiasa menyertai mereka, tapi kenapa Tuhan selalu menyertai mereka?

Perhatikan di Kejadian 37:2, Alkitab mencatat bahwa sedari muda Yusuf berkelakuan baik dan benar walaupun saudara-saudaranya tidak; lalu perhatikan Daniel 1:8-9, Daniel (dan ketiga kawan sebangsanya) tidak mau menajiskan diri mereka, mereka tetap menjaga kekudusannya dengan tidak makan santapan dan anggur raja, padahal semua anak muda yang lain menyantap hidangan tersebut.

Kedua tokoh ini memiliki GAYA HIDUP YANG BEDA (= Gaya hidup anak Tuhan)... baik Yusuf maupun Daniel, saat mereka mempraktekkan gaya hidup yang berbeda dengan yang dilakukan oleh lingkungannya, mereka malah mendapatkan kasih dari pemimpinnya.

Kenapa bisa demikian?
Matius 6:33 menulis "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."
Yusuf dan Daniel adalah contoh orang-orang yang mengasihi Tuhan... karena itu dalam hidupnya, mereka mempraktekkan gaya hidup yang berbeda sebagai anak Tuhan. Dan karena mereka lebih dulu mengasihi Tuhan (carilah dahulu Kerajaan Allah...) maka pada akhirnya mereka pun dikasihi oleh atasan atau pemimpin mereka (maka semuanya itu akan ditambahkan...)!

Demikianlah yang dimaksud dengan mengasihi Tuhan, mengasihi itu bukan cuma perkataan tapi juga perbuatan. Saat kita memiliki dan melakukan gaya hidup yang beda dengan gaya hidup dunia, itu artinya kita mengasihi Tuhan!

bersambung...