Monday, July 12, 2010

Ramuan Kasih Mertua & Menantu

Hubungan antara mertua dan menantu memang menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan karena tidak sedikit orang yang memiliki masalah dalam hubungan tersebut, khususnya antara mertua perempuan dengan menantu perempuannya. Bahkan mungkin ada orang-orang yang pernah berdoa demikian, "Tuhan, berikanlah aku seorang pasangan. Namun tolonglah agar pasanganku itu sudah tidak punya orang tua lagi...," agar mereka dapat menghindari masalah tersebut.

Banyak hal yang bisa menjadi penyebab munculnya masalah ini, bisa karena cemburu, beda pendapat, beda kebiasaan, atau hal-hal sepele yang sebenarnya tidak perlu diributkan. Menantu sering berpikir, bagaimana caranya membuat sang mertua bersikap baik kepada mereka. Sedangkan mertua juga berpikir, bagaimana membuat sang menantu menghormati dan menyayangi mereka.

Apa pun sebabnya, di dalam Tuhan setiap masalah tentu bisa diselesaikan dan selalu ada cara supaya hubungan menantu dan mertua menjadi manis. Sebenarnya untuk menjadikan mertua atau menantu bersikap baik, itu lebih bergantung pada sikap anda sendiri. Bukankah firman Tuhan ”the golden rule” dalam Matius 7:12 berkata, "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.”

Alkisah ada seorang wanita muda yang baru menikah dan tinggal di rumah mertuanya. Dalam waktu singkat, si menantu menyadari bahwa ia sangat tidak cocok dengan ibu mertuanya. Karakter mereka jauh berbeda. Hari berganti hari, menantu dan mertua itu tidak pernah berhenti berdebat atau bertengkar. Semua kemarahan dan ketidakbahagiaan di dalam rumah menyebabkan hati si suami menjadi sedih.

Karena sudah tidak tahan lagi terhadap sifat ibu mertuanya, si menantu berpikir untuk melakukan sesuatu. Ia pergil menjumpai seorang tabib dan menceritakan masalahnya, kemudian minta dibuatkan racun yang kuat untuk ibu mertuanya. Sang tabib berpikir keras sejenak, lalu berkata, "Nak, saya mau membantumu tetapi kamu harus mendengarkan saya dan mentaati apa pun yang saya sarankan." "Baik pak tabib, saya akan mengikuti apa saja yang bapak katakan untuk saya perbuat," jawab si menantu.

Sang tabib masuk ke dalam dan kembali dengan sebungkus ramuan. "Kamu tidak bisa memakai racun ini sekaligus, hal itu akan membuat semua orang curiga. Saya memberimu ramuan khusus yang secara perlahan-lahan akan menjadi racun di dalam tubuhnya. Setiap hari, kamu harus menyediakan makanan yang enak-enak dan masukkan sedikit ramuan ini ke dalamnya. Lalu, agar tidak ada yang curiga, kamu harus hati-hati dan bersikap sangat baik kepadanya. Jangan berdebat dengan mertuamu, taati semua kehendaknya, dan perlakukan dia seperti ibumu sendiri," katanya menjelaskan.

Si menantu sangat senang dan pulang ke rumah untuk melaksanakan rencananya. Setiap hari ia melayani mertuanya dengan makanan yang enak-enak, yang sudah dibubuhi racun dari si tabib. Agar tidak mencurigakan, ia belajar untuk mengendalikan amarahnya, menaati ibu mertuanya, dan memperlakukannya seperti ibunya sendiri. Setelah enam bulan lewat, suasana di rumah itu berubah drastis. Si menantu sudah bisa mengendalikan emosinya dan menyadari bahwa selama enam bulan terakhir ia tidak lagi marah atau kesal dengan mertuanya, karena mertuanya kini tampak lebih ramah kepadanya. Sikap si ibu mertua terhadap menantunya juga berubah, ia mulai mencintai sang menantu seperti putrinya sendiri. Ia bahkan menceritakan kepada teman-teman dan sanak familinya bahwa menantunya adalah menantu yang paling baik di dunia. Si menantu perempuan dan ibu mertuanya berlaku layaknya seorang ibu dan anak yang sesungguhnya.

Suatu hari, dengan tergesa-gesa si menantu pergi menjumpai tabib untuk meminta bantuannya sekali lagi. "Pak, tolong saya untuk mencegah agar racun yang telah saya berikan kepada mertua saya tidak sampai membunuhnya. Beliau telah berubah menjadi seorang wanita yang begitu baik, sehingga saya mencintainya seperti ibu saya sendiri. Saya tidak mau ia mati karena racun yang saya berikan kepadanya,” katanya memohon. "Nak, tidak ada yang perlu kau kuatirkan. Saya tidak pernah memberimu racun. Ramuan yang saya berikan itu hanyalah untuk menjaga kesehatan beliau. Satu-satunya racun yang ada, hanyalah yang terdapat di dalam pikiran dan sikapmu terhadap beliau. Tetapi semuanya itu telah dibersihkan oleh cinta yang kau berikan kepadanya," jawab sang tabib sambil tersenyum

Jika antara menantu dan mertua ada perhatian, saling mengasihi, dan bersikap baik seperti orang tua dan anaknya sendiri, pastilah akan tercipta hubungan yang indah antara menantu dan mertua.

Tuhan memberkati!