Tuesday, November 23, 2010

Timeline

Urutan waktu dalam Alkitab mulai dari Jaman Adam sampai dengan Akhir Jaman (klik gambar untuk memperbesar)






Tuesday, November 2, 2010

Konflik karena Suami Enggan Bekerja

Dalam rumah tangga sewajarnya suami bekerja untuk menghidupi keluarganya, tetapi sayangnya kita bisa menemukan ada sebagian suami yang tidak mau bekerja. Jika ini terjadi tentu lambat laun akan menimbulkan konflik dalam rumah tangga. Apa yang harus diperbuat jika hal ini terjadi dalam rumah tangga kita?

Mari kita cari tahu apa yang menyebabkannya serta melihat solusinya. Ada beberapa alasan mengapa suami enggan bekerja sebagai berikut:

  1. Ada yang enggan bekerja karena merasa belum dapat pekerjaan yang cocok dengan keinginannya. Mungkin dulu dia bekerja lalu kehilangan pekerjaan atau usahanya, dan menolak melakukan pekerjaan lain karena merasa tidak cocok.

    Jika ini terjadi, istri bisa membantu suami mencarikan pekerjaan. Suami pun jangan putus asa dan tetap berupaya mencari pekerjaan juga. Istri memberi dorongan pada suami agar mau mengambil pekerjaan lain sebagai pekerjaan sementara jika keuangan sudah mendesak. Bila istri memiliki penghasilan, hal ini bisa memberi waktu bagi suami mencoba pekerjaan lain sementara istri menopang dulu keuangan rumah tangga.
  2. Mirip seperti diatas, suami tidak mau bekerja kecuali dia bisa mendapatkan pekerjaan yang dicita-citakannya, tapi bedanya, dia memang belum pernah bekerja sebelumnya.

    Solusinya istri bisa ngobrol dengan suami dari hati ke hati, jika perlu sharing dengan teman/senior yang punya banyak pengalaman kerja agar suami punya pandangan lebih luas. Lewat komunitas seperti COOL, suami juga bisa diajak melihat bermacam pekerjaan yang dimiliki oleh teman-teman dan membuka pandangannya bahwa ada banyak jenis pekerjaan yang dapat dikerjakannya. Namun suami pun dituntut kesediaannya untuk fleksibel dan membuka diri.
  3. Ada yang enggan bekerja karena kecewa/sakit hati dengan pekerjaannya sebab dia diberhentikan (PHK), apalagi dengan cara yang buruk.

    Untuk kondisi ini, istri sebaiknya memberi waktu bagi suami untuk memulihkan diri. Suami pun jangan lama-lama terlarut dalam kesedihan, mengingat ada keluarga yang harus dinafkahinya. Istri bisa ikut bekerja untuk menopang keuangan, tapi bukan mengambil alih posisi suami sebagai kepala rumah tangga. Suami harus ingat tanggung jawabnya dalam keluarga, bangkitlah dan berusaha mencari pekerjaan lain, ingat pepatah yang mengatakan: "Dimana ada kemauan, disitu ada jalan."
  4. Ada pula yang enggan bekerja karena tidak mau/tidak tahan diperintah orang lain. Hal ini tidak masalah jika suami tipe pekerja mandiri & berjiwa wiraswasta, namun jika bukan tipe pekerja mandiri tentunya akan menimbulkan konflik sebab di satu sisi, suami tidak mau bekerja dengan orang lain sedangkan dia memang harus bekerja dengan orang lain.

    Untuk tipe ini, istri harus ekstra sabar, dengan lembut namun jelas, istri terus berusaha menyadarkan suami akan kelemahannya agar suami tidak menyalahkan keadaan, belajar menerima dan berubah. Istri sebagai tiang doa, dapat berdoa agar terjadi perubahan dalam kehidupan suami & rumah tangga; hanya Roh Kudus yang mampu mengubah pribadi seseorang, jadi jangan berpikir untuk mengubahnya dengan kemampuan sendiri. Suami pun belajar menerima keadaan, merendahkan hati untuk bekerja dengan orang lain, dan minta pada Tuhan agar diberikan kapasitas & kesempatan untuk bisa mandiri.
  5. Tapi ada pula suami yang enggan bekerja karena dia memang malas. Dia mau hidup enak tanpa mengeluarkan keringat bahkan tidak sungkan untuk memanfaatkan istri.

    Amsal 21:25 berkata, "Si pemalas dibunuh oleh keinginannya, karena tangannya enggan bekerja." Menghadapi suami jenis ini memang berat, sebab demi kepentingan rumah tangga, akhirnya istri yang harus bekerja dan memikul beban. Dalam kasus ini komunikasi dengan suami hampir percuma dan hubungan suami-istri bisa memburuk. Jadi, daripada bertengkar terus, istri baiknya menahan diri dan sungguh-sungguh berdoa puasa demi memenangkan pergumulan serta mengubah sikap suami. Kuncinya adalah kesabaran, kesetiaan mempertahankan ikatan pernikahan dan iman kepada Tuhan yang sanggup mengubahkan suami anda.

Seorang teman bercerita tentang suaminya yang sudah dua tahun ini tidak bekerja. Alasannya? Bukan karena tidak diterima kerja atau minimnya lowongan kerja, bukan pula karena tidak mampu bekerja. Tapi karena MALAS. Ya, suaminya malas bekerja, tidak mau berusaha, dan ingin santai.

Bagaimana dengan keuangannya? Siapa yang menafkahi? Tentu saja sang istri. Mereka memiliki satu anak yang sudah bersekolah dan seorang bayi. Lalu apa yang dikerjakan sang suami? Tiap hari kerjanya hanya bermalas-malasan. Tidur, makan, nonton TV, pergi dengan temannya dan seterusnya.

Dia sering bingung dan khawatir jika memikirkan anak-anaknya dan sudah kenyang dengan sindiran tetangga. "Kalau aku yang jadi kamu, pasti aku tinggalkan pria itu!" "Jika suamimu bertanggung jawab, tentu dia menafkahi kalian!" dan banyak kata-kata cemoohan lainnya. Sang istri sempat terpikir untuk bercerai namun urung dilakukannya, dia tetap berusaha mempertahankan rumah tangganya yang pincang itu.

Tidak ada istri yang mengharapkan keadaan demikian terjadi dalam pernikahannya. Seorang yang menikah tentunya ingin punya pasangan yang bisa saling mendukung dan menghargai. Ketika hal tersebut tidak didapatkan tentu terpikir untuk mengakhiri pernikahan... namun Firman Tuhan mengajarkan, "apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." Jadi apapun masalah yang dihadapi dalam keluarga, kita harus ingat akan hal ini.

Biarlah para suami menyadari bahwa sebagai kepala rumah tangga, Tuhan memberikan tanggung jawab untuk menafkahi keluarganya, Efesus 5:23 "karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh." Jika suami enggan bekerja bagaimana dia bisa menyelamatkan keluarganya? Dan istri yang memiliki suami demikian tetaplah bersabar dan berpengharapan dalam Kristus yang mampu mengubahkan seseorang. Walaupun istri harus mencukupi kebutuhan rumah tangga ataupun penghasilan istri melebihi suami, janganlah melupakan hal ini, Efesus 5:22 "Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan." Tetaplah saling menghargai dan saling mendukung sebagai pasangan yang setara di dalam Tuhan.

Tuhan memberkati!