Tuesday, March 15, 2011

Bumi Jaman Sebelum Air Bah

Berdasarkan penelitian... beberapa ilmuwan memperkirakan bahwa, keadaan bumi kita yang sekarang ini sangat berbeda dari keadaan bumi sebelum Air Bah. Diperkirakan pada jaman sebelum Air Bah, Allah menempatkan lapisan uap air di atas atmosfir di sekeliling bumi (Kejadian 1:6-8). Adam, Kain, Nuh dan orang-orang lain yang hidup pada jaman sebelum Air Bah, tidak dapat melihatnya. Lapisan uap air itu tidak terlihat oleh mata mereka. Mereka dapat melihat matahari pada siang hari, bulan dan bintang-bintang pada malam hari, tapi melihatnya melalui pantulan lapisan uap air itu.

Lapisan uap air itu adalah bagian dari rencana agung Allah. Lapisan uap air diciptakan untuk menjaga dan memelihara penguapan suhu bumi. Karena itulah pada jaman itu tidak ada daerah yang terus menerus dingin di bumi, bahkan di Kutub Utara atau di Kutub Selatan. Suhu udara di seluruh bumi tetap sama sepanjang tahun. Cuaca yang hangat dan lembab, mirip sekali dengan udara dalam rumah kaca di jaman sekarang, kalau kita masuk ke dalamnya.

Para ilmuwan mengatakan bahwa sinar ultra-violet dari matahari berbahaya bagi kehidupan setiap makhluk di bumi. Selama 1600 tahun lapisan uap yang tidak kelihatan itu melindungi bumi dari sinar ultra-violet. Karena perlindungannya itu tumbuh-tumbuhan, binatang-binatang dan manusia dapat hidup lebih lama, dan bisa bertumbuh lebih besar daripada keadaan zaman sekarang ini. Sebagai contoh adalah buah-buahan yang dihasilkan di rumah kaca biasanya lebih besar daripada yang dihasilkan di kebun.

Ketika Allah memberi tahu Nuh, bahwa hujan lebat akan turun, maksud-Nya ialah lapisan uap air itu berubah menjadi air hujan. Maka hujan lebat pun turun. Firman Allah melukiskan hujan itu demikian "...terbelah segala mata air samudera raya yang dahsyat dan terbukalah tingkap-tingkap di langit." (Kejadian 7:11). Terjadinya Air Bah itu sebagian besar disebabkan pula oleh curahan air yang dahsyat dari langit ke bumi.

Kemudian datanglah air bah. Tetapi Allah melindungi ciptaannya dengan menyediakan satu bahtera yang menyelamatkan satu keluarga, dan juga segala jenis binatang yang bernafas (termasuk dinosaurus).

Ketika keluarga Nuh dan semua binatang itu keluar dari bahtera, mereka menyaksikan satu bumi yang sangat berbeda dari bumi yang pernah mereka huni sebelumnya. Gunung-gunung terjal, seperti Gunung Alpen dan Himalaya, muncul pada daerah pegunungan yang jauh lebih datar sebelumnya. Ngarai-ngarai curam terbentuk oleh arus air deras, yang mengkikis tanah lunak. Laut yang dangkal berubah menjadi samudera yang dalam, seperti yang kita kenal pada jaman sekarang ini.

Barangkali bumi memiliki lebih banyak tanah daratan, dan lebih banyak lahan bagi tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang sebelum Air Bah. Setelah jaman itu, tumbuh-tumbuhan tidak tumbuh sesubur dan serimbun sebelumnya. Demikian pula rawa-rawa semakin langka. Padang gurun mulai ada, sehingga sebagian dinosaurus sulit mendapat makanan. Karena kekurangan bahan makanan, banyak dinosaurus mungkin mati kelaparan. Sementara dinosaurus herbivora mulai punah, dinosaurus karnivora terancam punah pula.

Radiasi sinar matahari mulai merusak segala yang hidup. Sebab sinar ultra-violet yang berbahaya tidak lagi ditapis oleh lapisan uap air di cakrawala. Akibatnya, masa hidup tumbuh-tumbuhan dan makhluk binatang semakin pendek. Ini berarti dinosaurus tidak sempat bertumbuh sampai menjadi raksasa seperti dahulu.

Cuaca bumi berubah begitu jauh setelah peristiwa Air Bah. Cuaca di seluruh bumi tidak lagi hangat atau pun lembab. Beberapa bagian dunia bahkan sangat ekstrem dingin atau panas. Tidak semua spesies dapat menyesuaikan diri karena perubahaan cuaca ini... Bisa jadi banyak binatang yang punah termasuk dinosaurus karena habitat dan suhu bumi berubah sehingga mereka tidak dapat bertahan hidup.

Beberapa dinosaurus ada yang masih bertahan hidup sampai jaman Ayub dan sisanya ada yang masih bertahan hidup sampai sekarang seperti Komodo si Kadal Raksasa, atau Coelacanth si Ikan Purba...