Sunday, May 8, 2011

Tindakan (Respon) orang percaya dalam keuangan

Tuhan pasti memberikan janji berkat-Nya bagi anak-anak Tuhan, tapi sayangnya tidak semua anak Tuhan bisa meraih janji Tuhan, hanya mereka yang beriman yang bisa meraihnya. Perhatikan kata IMAN ini.

Iman yang dimaksud dalam Alkitab berhubungan dengan PERCAYA, dalam Alkitab sering muncul kata iman dan percaya, kata iman dalam PB diterjemahkan dari kata Yunani: pistis, sedangkan kata percaya diterjemahkan dari kata Yunani: pisteuoo. Kata 'percaya' adalah bentuk kata kerja dari kata 'iman'. Artinya, seorang dikatakan punya iman jika dia juga percaya, iman ada di dalam hati... percaya ada dalam tindakan/respon. Jadi wujud iman adalah tindakan percaya!

Kita lihat dalam Matius 19:16-22, kisah mengenai orang muda yang kaya.
Ayat 20: orang muda ini berkata semua perintah Tuhan (Taurat) sudah dia lakukan, apa masih ada yang kurang?
Ayat 21: Yesus menjawab: jika mau sempurna, juallah hartamu dan ikutlah Aku.
Ayat 22: respon orang muda itu adalah pergi meninggalkan Yesus (sebab hartanya banyak).

Matius 6:21 mencatat: Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Dalam kisah orang muda ini, yang dimaksud 'harta'nya adalah harta secara nyata/fisik yaitu uang, barang berharga, dan lainnya. Namun sebenarnya masih banyak 'harta-harta' dalam bentuk lainnya, contoh: harga diri, kesombongan, status, dan sebagainya...bahkan tingkat kerohanian. Sedangkan kalimat: 'hatimu berada' bisa diartikan sebagai imanmu, karena iman ada dalam hati.

Firman Tuhan menyatakan dalam 1 Timotius 6:10a, Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Bahkan salah satu ujian di jaman Antikis nanti, juga soal uang (dimana hanya dengan tanda 666 orang bisa berjualan/membeli = punya uang).

Bagaimana caranya agar kita bisa menang dari cinta uang?
Ya...seperti yang Tuhan Yesus ajarkan dalam Matius 19:21 ...juallah hartamu dan ikutlah Aku. Apa maksudnya kita harus jual harta kita? Pengertiannya adalah kita tidak lagi terikat pada harta tersebut.

Perhatikan kisah lainnya tentang orang kaya di Lukas 19:2, 5-10, kisah tentang Zakheus.
Ayat 2: Zakheus seorang pemungut cukai (petugas pajak) dan kaya.
Ayat 5: Yesus mampir ke rumah Zakheus.
Ayat 8: respon Zakheus adalah memberi hartanya bagi orang miskin dan mengembalikan uang pada orang yang diperasnya.
Ayat 9: respon Tuhan bagi Zakheus, keselamatan bagi Zakheus dan seisi rumahnya.

Perhatikan... Saat respon kita benar maka Tuhan akan meresponi kita juga !

Jadi respon apa yang harus kita lakukan sebagai orang percaya dalam hal keuangan?
Maleakhi 3:8-11
1. mengembalikan persepuluhan ke rumah perbendaharaan.
2. memberikan persembahan khusus.

Dalam KJV, Persepuluhan: tithes (one-tenth part), Rumah perbendaharaan: storehouse, Persembahan khusus: offering.

Storehouse: lumbung/tempat penyimpanan, bicara lumbung bisa ada dua arti:
a. tempat menyimpan/mendapatkan makanan
b. tempat menyimpan/mendapatkan benih

Ini menggambarkan rumah Tuhan/gereja tempat dimana kita mendapat makanan rohani dan bertumbuh, jadi bayarlah persepuluhan di gereja tempat kita berjemaat. Sekaligus pula hal ini juga menggambarkan bahwa tindakan persepuluhan ibarat seperti orang menabur (benih) dimana suatu saat pasti akan menuai jika tidak jemu-jemu (tidak berhenti) melakukannya.

Offering, artinya:
- a collection of donation,
- a religious sacrifice, a gift/present in worship.

Persembahan khusus bisa berarti kolekte atau sumbangan seperti diakonia atau pada acara ibadah khusus lainnya, namun bisa pula berupa pengorbanan hidup kita seperti menyalibkan daging, pujian-penyembahan... segala sesuatu yang kita lakukan untuk menyenangkan Tuhan.

Saat kita menghadiri Ibadah Raya setiap minggu, sebenarnya kita juga membawa offering (persembahan khusus) untuk Tuhan melalui pujian-penyembahan kita, kolekte kita, apapun yang kita lakukan dalam Ibadah Raya tersebut...masalahnya banyak orang percaya yang tidak mengerti akan hal itu, Ibadah Raya dianggapnya hanya sebagai liturgi belaka...sehingga pujian-penyembahan pun dilakukan seperti lip sync, begitu pula kolekte seringkali dianggap sebagai kewajiban... akhirnya apa yang dilakukan bukan lagi dari hati namun karena kebiasaan. Padahal yang Tuhan mau adalah persembahan yang tulus dari hati kita.

Lalu kenapa Tuhan menyuruh kita untuk melakukan persepuluhan dan persembahan khusus?

Alkisah... ada seorang petani yang menyuruh anak-anaknya bekerja di ladang jagung, sementara anak-anak lain sedang bermain-main.
Seorang laki-laki lalu menegur petani itu dan bertanya,
"Mengapa Anda membuat anak-anakmu bekerja keras di ladang jagung? Bukankah Anda tidak perlu semua jagung itu."
Petani itu menjawab: "Pak, saya bukan sedang membesarkan jagung, saya sedang membesarkan anak-anak saya."

Bagi Tuhan, respon/tindakan persepuluhan & persembahan khusus adalah masalah ketaatan dan iman-percaya; Tuhan tidak butuh uang kita... yang Dia mau melalui aturan persepuluhan ini adalah mengajar kita untuk sepenuhnya percaya kepada Dia (khususnya dalam hal keuangan).

Kalau kita percaya bagi Tuhan tak ada yang mustahil, dan Dia sanggup menolong kita dalam hal apapun, maka bertindaklah percaya dengan mengembalikan persepuluhan walaupun kelihatannya hal itu mustahil bagi kita (mungkin jika mengembalikan persepuluhan apalagi ditambah persembahan khusus maka uang kita jadi tidak cukup dalam perhitungan kita, tapi bukankah iman berarti percaya sebelum melihat?). Ini adalah masalah ketaatan dan iman-percaya... Pilihan ada pada diri kita sendiri, mau jadi seperti orang muda yang kaya atau seperti Zakheus.

Jika kita mengembalikan persepuluhan berarti kita menempatkan Tuhan sebagai yang terutama dalam hidup kita.

Tuhan memberkati.