Sunday, November 4, 2012

My God My Hero

Tuhan Yesus dikenal dengan banyak sebutan, seperti yang tertulis dalam Yesaya 6:9 salah satunya adalah "Allah yang perkasa" yang juga diterjemahkan sebagai "pahlawan perkasa" atau "pahlawan ilahi." Allah sebagai pahlawan, pahlawan yang perkasa! Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat kita, tapi pernahkah kita terpikir untuk menjadikan Dia sebagai pahlawan kita juga?

Saya mencari arti "pahlawan" melalui kamus dan inilah pengertiannya:

1. Seorang dengan kemampuan yang berani, dikagumi karena perbuatan berani dan sifat-sifat mulia.

2. Seseorang yang, menurut pendapat orang lain, memiliki kualitas heroik atau telah melakukan tindakan heroik dan dianggap sebagai model atau ideal. Contohnya: seseorang dianggap pahlawan lokal ketika ia menyelamatkan anak tenggelam.

3. Karakter pria utama dalam cerita, film dan lain-lain.

Ketika saya pertama kali membaca definisi itu, saya berpikir, "Wow, ini benar-benar cocok dengan apa yang saya tahu tentang Yesus." Bukankah Tuhan Yesus telah melakukan perbuatan-perbuatan yang berani dan memiliki sifat-sifat yang mulia? Dia bukan hanya menyelamatkan anak tenggelam tapi seluruh umat manusia. Yesus berdarah karena disiksa dan mati disalib bagi kita. Selama hidup di dunia, Dia mengendalikan pikiran-Nya, disiplin perbuatan-Nya, dan memberikan hidup-Nya untuk melakukan kehendak Allah Bapa-Nya. Dilakukan-Nya hal itu hari demi hari, tanpa pamrih hingga pada akhir ketaatan-Nya di kayu salib. Dia mengubah sejarah manusia selama-lamanya dengan mematahkan dosa turunan akibat ketidaktaatan Adam dan memberikan jalan keselamatan untuk manusia kembali hidup bersama dengan Allah seperti yang seharusnya di Taman Eden. That’s a true hero!

Sewaktu kecil banyak diantara kita yang memiliki “hero-hero” dalam pikirannya, biasanya yang dijadikan pahlawan adalah tokoh superhero yang ada dalam cerita komik atau film-film. Kenapa kita cenderung menjadikan mereka sebagai pahlawan atau idola? Karena tokoh-tokoh itu melakukan, menurut pikiran kita saat itu, sesuatu yang luar biasa, sesuatu yang ingin kita tiru atau teladani.

Setiap orangtua, suami-istri, tanyakan pada anak-anak kita, siapa yang mereka jadikan pahlawan saat ini? Banyak anak-anak muda sekarang ini menjadikan aktor, aktris, penyanyi, grup musik dan sebagainya sebagai pahlawan atau idolanya. Mereka pun meniru gaya dan dandanan pahlawan yang ditirunya, bahkan mungkin cara berpikirnya. Kenapa hal ini bisa terjadi? Sebagai orang percaya, harusnya kita menjadikan Tuhan sebagai pahlawan kita, idola kita, teladan kita. Tuhan memang tidak kelihatan secara fisik tapi Tuhan memiliki image (gambaran) diri-Nya yang dapat dilihat, Kejadian 1:27 mencatat: “Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.”

Jadi seharusnya melalui figur laki-laki dan perempuan (baca: figur Ayah-Ibu atau Suami-Istri) maka anak-anak dapat melihat gambaran Allah secara lengkap. Sayangnya, banyak orangtua yang belum dapat memenuhi kriteria yang benar sebagai gambaran Allah. Setiap orangtua/suami-istri harus menyadari bahwa anda masing-masing membawa citra Allah dalam hidup anda, karena itu seharusnya orangtua bisa dan harus menjadi teladan bagi anak-anaknya, sehingga anak-anak bisa melihat gambaran Allah yang sesungguhnya dan meneladaninya.

Jika seorang ayah/suami terbiasa melakukan tindakan kekerasan, memukul istri, memukul anak, mabuk atau merokok, bahkan jarang pulang, bagaimana mungkin anaknya akan menganggap ayahnya sebagai teladan? Lalu, bagaimana mungkin pula anak itu percaya bahwa Tuhan Yesus yang seharusnya tercitra dalam hidup ayahnya itu ada atau menjadi pahlawannya? Begitu pula, jika seorang ibu/istri yang sibuk bekerja atau sibuk mengurus dirinya sendiri atau lebih sering bepergian untuk arisan, shopping dan sebagainya, sehingga tidak ada waktu bagi anak-anaknya, bagaimana bisa menjadi teladan bagi mereka? Jangan-jangan anak-anaknya akan beranggapan bahwa Tuhan tentu lebih sibuk lagi dari ibunya dan lebih susah lagi untuk ditemui...

Ketidak adaan figur yang dapat diteladani dengan benar, yang seharusnya dapat dicitrakan oleh setiap orangtua sebagai gambaran Allah di muka bumi, mengakibatkan banyak anak-anak yang mencari “pahlawan-pahlawan semu” diluar rumah, yang di jaman teknologi informasi ini lebih mudah dijangkau melalui multimedia elektronik, socialmedia dan sebagainya. Hal ini tentu membahayakan kehidupan anak-anak muda, generasi penerus kita. Banyak tipu muslihat iblis yang disisipkan secara terselubung melalui musik-musik dunia atau film-film dunia atau segala keindahan dunia yang semu ini. Sebagai orang percaya, tentunya kita tidak mau melihat anak-anak kita menjadi rusak atau terpengaruh hal-hal demikian.

Marilah setiap orangtua/suami-istri terlebih dulu menjadikan Tuhan Yesus sebagai pahlawan untuk diteladani dalam hidupnya, dimulai dari ayah/suami sebagai kepala keluarga, kemudian ibu/istri sebagai tiang doa dan penolong. Saat orangtua/suami-istri melakukan hal ini maka Tuhan juga akan menjadikan mereka sebagai “pahlawan” bagi anak-anaknya, yang akan meneladani cara hidup benar dari orangtuanya. Bukankah suatu hal yang indah jika kita dan juga keturunan kita bisa hidup dan berjalan bersama “pahlawan yang sejati” yaitu Tuhan Yesus Kristus, seumur hidup kita, bahkan kita pun akan dijadikan-Nya pahlawan-pahlawan iman seperti tokoh-tokoh yang ada dalam Alkitab.

Ulangan 3:24 Ya, Tuhan ALLAH, Engkau telah mulai memperlihatkan kepada hamba-Mu ini kebesaran-Mu dan tangan-Mu yang kuat; sebab allah manakah di langit dan di bumi, yang dapat melakukan perbuatan perkasa seperti Engkau?