Friday, February 1, 2013

Berjaga-jaga

Memasuki tahun 2013 banyak berita mengenai kiamat yang dihubung-hubungkan dengan berakhirnya kalendar suku maya atau isu lainnya. Saya sendiri pernah melihat acara tv tentang persiapan orang-orang dalam menghadapi kiamat (doomsday) atau akhir dunia ini.

Pertanyaan penting untuk kita, apakah persiapan kita sebagai orang percaya dalam menghadapi akhir dunia ini?

Firman Tuhan mengatakan bahwa sebelum kesudahan dunia ini Tuhan Yesus akan datang untuk kedua kalinya. Hal ini penting bagi orang percaya, kenapa? Karena Alkitab mencatat bahwa sebelum akhir zaman, akan ada satu zaman kesukaran besar yang belum pernah terjadi sebelumnya, sejak bumi ini diciptakan dan tidak akan ada lagi, yaitu zaman antikris. "Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa." (II Tesalonika 2:3)

Kita yang percaya tentunya tidak ingin mengalami zaman kesukaran besar itu. Akan ada satu peristiwa yang mendahului zaman antikris yaitu rapture, kedatangan Tuhan Yesus di angkasa untuk menjemput mempelai-Nya; barangsiapa ikut diangkat (rapture) maka dia terluputkan dari masa kesukaran besar di bumi dan menikmati pesta perjamuan kawin Anak Domba di sorga.

Jadi, bicara akhir zaman itu bisa berarti dua hal:

Pertama, kiamat yang sesungguhnya, tapi jika melihat konteks waktu maka hal itu masih cukup lama karena harus melewati beberapa moment seperti: rapture, zaman antikris, zaman 1000 tahun damai, baru tibalah waktunya kiamat atau akhir zaman atau akhir dunia yang kita kenal sekarang ini. Bagi orang percaya, yang lebih penting untuk kita persiapkan adalah menyambut kedatangan Tuhan di angkasa (rapture) dibandingkan akhir zaman/kiamat itu.

Kedua, akhir zaman (zaman = waktu) bisa juga berarti berakhinya waktu hidup kita di dunia, alias mati/meninggal dunia. Hal kematian ini penting untuk dipersiapkan, karena umur seseorang tidak ada yang tahu (kecuali Tuhan). Kematian bisa datang sewaktu-waktu oleh sebab alami ataupun tidak, dan tidak musti menunggu tua...yang muda pun bisa dipanggil Tuhan jika sudah waktunya.

Matius 25:13 mencatat: "Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya." Kita tidak tahu kapan Tuhan akan datang kedua kalinya di angkasa (rapture) dan kita juga tidak tahu kapan kita akan mati. Maka untuk kedua hal inilah kita harus berjaga-jaga agar kita siap seandainya waktunya tiba!

Perbuatan berjaga-jaga seperti apa yang Tuhan mau?

Kita lihat dalam Firman Tuhan, apa yang dilakukan oleh seseorang yang pernah mengalami 'rapture'

Kejadian 5:21-24 "Setelah Henokh hidup enam puluh tahun, ia memperanakkan Metusalah. Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah selama tiga ratus tahun lagi, setelah ia memperanakkan Metusalah, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. Jadi Henokh mencapai umur tiga ratus enam puluh lima tahun. Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah."

Perhatikan kata: Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu dia diangkat oleh Allah (rapture).

Bagaimana caranya bergaul dengan Tuhan?

Pada suatu hari, di tempat lain, dalam suasana yang sedikit berbeda, seorang yang mengaku bergaul dengan Tuhan Yesus, menghubungi Tuhan Yesus, dan berbicara sebagai berikut: "Oh Tuhan Yesus, saya ingin berbicara dengan Engkau; begini Tuhan, saya sudah berbicara dengan pak A dan dia bersedia untuk belajar mengenai Engkau, Tuhan. Dan pak B juga sudah saya beritahu bahwa Tuhan Yesus selalu mau menolongnya. Tolong ya Tuhan, pak B sungguh memerlukan pertolonganMu. Dan pak C, yang di seberang rumah kami ini Tuhan, juga ada masalah yang memerlukan bantuan Tuhan juga. Oh ya, saya juga memerlukan bantuan-Mu Tuhan, tolonglah Tuhan mengusahakan suatu pekerjaan bagi anak saya yang baru tamat sekolah itu. Berilah berkat-Mu ya Tuhan, tolonglah anak itu, pasti dia akan rajin menyampaikan persembahan persepuluhannya! Satu hal lagi, Tuhan, isteri saya mulai kena rematik dan sangat perlu perawatan dari padaMu. Tolong jamah dia Tuhan, sembuhkanlah dia. Terimakasih Tuhan Yesus, dalam namaMu yang kudus saya sudah berdoa, AMIN."

Plop, mata dibuka, lalu selesailah doanya, dan tinggallah Tuhan Yesus termangu-mangu, belum sempat berbicara apa-apa; ditinggal bersama setumpuk 'tugas' yang harus diselesaikan-Nya sendiri?!

Kalau cara kita selama ini bergaul seperti demikian terus-menerus maka BERTOBATLAH karena siapa sebenarnya yang jadi BOSS-nya, kita atau Tuhan??

Pergaulan yang benar bukanlah bicara satu arah, harus berupa pembicaraan dua arah. Inilah definisi pergaulan:
(1) Pembicaraan dua arah
(2) Bekerja sama, saling membantu, timbal-balik
(3) Memiliki gagasan-gagasan yang sama, untuk landasan kerja-sama tadi
(4) Pada puncak keakraban: sehati-seperasaan alias sepakat dengan Tuhan (bukan Tuhan dipaksa sesuai hati kita)!

Gambaran ini pula yang seharusnya dapat kita lihat dalam hubungan pasangan suami-istri yang akrab/intim.

Jadi, pergaulan yang benar dengan Tuhan, kita mulai dari:

1. Mengenal Tuhan melalui Firman-Nya, apakah kita sudah baca Alkitab setiap hari? Apakah kita sudah merenungkan Firman itu siang dan malam?

2. Bicara dengan Tuhan melalui doa yang benar, lihat dalam:

Yakobus 5:16b "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya."

Yakobus 5:17 "Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan."

Contoh doa yang Tuhan sendiri ajarkan yaitu: Doa Bapa Kami (Matius 6:9-13)

3. Melakukan kehendak-Nya, Yoh 15:14 "Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu."

Apa yang jadi perintah/hukum-Nya?
Inilah perintah/hukum yang utama (Matius 22:37-39):

I. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.

II. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."

Jika kita bisa melakukan kedua perintah diatas maka itu sama artinya dengan melakukan kehendak-Nya.

Tuhan memberkati!