Monday, December 19, 2011

3 Kunci Sukses Daud

Dalam hidup ini tidak ada di antara kita yang tidak pernah mengalami masalah. Semua pasti mengalaminya, beberapa masalah mungkin hanya kecil saja tapi ada juga masalah yang sangat besar, sehingga rasanya kita tidak sanggup/takut menghadapinya

Menjadi anak Tuhan bukan berarti bebas dari masalah, karena Tuhan bukan berjanji membebaskan kita dari masalah, melainkan jalan keluar untuk setiap masalah kita (Matius 11:28)

Dalam 1 Samuel 17 dijelaskan bahwa seorang pendekar Filistin muncul dan mengolok-olok tentara Israel, nama pendekar itu adalah Goliat. Tingginya 6 hasta sejengkal (sekitar 2,8 m) dan memakai pakaian perang yang lengkap (berat baju zirahnya 5000 syikal = sekitar 57 kg, belum lagi tombak, perisai dan penutup lainnya). Selama 40 hari Goliat menantang, mengejek dan mengintimidasi tentara Israel namun tidak ada satupun yang berani melawannya.

Bukankah demikian pula yang kadang terjadi dalam hidup kita, mungkin ada masalah yang sudah lama menjadi beban kita, selalu menghantui, tidak bisa beres-beres...masalah yang jadi seperti 'Goliat' dalam hidup kita? Rasanya tak mungkin dikalahkan, tak bisa menang. Membuat kita tak berkutik sama seperti saat tentara Israel yang banyak menghadapi Goliat.

Hingga akhirnya ayat 32 mencatat, Daud seorang gembala kambing domba berani melawan sang pendekar Filistin bernama Goliat itu.

Pertanyaannya kenapa Daud berani menghadapi Goliat?

1. Saat Saul tahu Daud berani menghadapi Goliat, dia meragukan Daud karena Daud masih muda sedangkan Goliat adalah prajurit yang berpengalaman. Tapi perhatikan jawaban Daud di ayat 34-37, walaupun tidak punya pengalaman perang namun Daud punya suatu hal yang melebihi itu semua. Dia punya pengalaman dengan Tuhan dan Daud mengenal Tuhan!

Mungkin saat ini kita sedang melalui hari-hari yang penuh masalah, entah itu keuangan, sakit penyakit atau apapun juga yang kelihatannya tak ada harapan lagi tapi ingatlah kembali apa yang pernah Tuhan kerjakan dalam hidup kita. Yesus adalah Tuhan yang hidup, jika dulu Dia pernah menolong kita maka sekarang pun Dia akan menolong kita = Daud tahu Tuhan yang dulu pernah menolongnya melawan singa/beruang, juga sanggup menolongnya mengalahkan Goliat.

Kunci pertama: KITA HARUS MENGENAL TUHAN YESUS!

2. Ayat 38-40, 45-47. Daud mengenal kekuatannya sendiri dan mengenal kekuatan lawannya. Kadang masalah datang dalam hidup kita karena kebodohan kita sendiri, kita tidak mengenal siapa sesungguhnya diri kita dan kita tidak tahu apa yang dihadapi.

Mengenal kekuatan sendiri, artinya tahu kemampuan kita sendiri, contohnya, kalau kita tidak sanggup mencicil pembelian suatu barang ya jangan kita membeli barang dengan cicilan, lebih baik menabung sampai mampu membelinya.

Mengenal kekuatan lawan, artinya, sebelum melangkah kita cari tahu apa yang akan dihadapi (misalnya pekerjaan, pernikahan, persaingan usaha, pelajaran, dll), caranya mencari tahu yaitu dengan tanya Tuhan dan belajar, seperti ikut seminar, kursus, pelatihan. Contoh: sebelum menikah, belajar mengenal pernikahan melalui bpn di gereja.

Kunci kedua: KITA HARUS MENGENAL DIRI SENDIRI & LAWAN KITA!

3. Setelah yakin dan sungguh mengenal Tuhan serta diri dan lawan kita, maka kunci ketiga atau hal terakhir yang perlu dilakukan adalah BERTINDAK DENGAN IMAN.

Daud maju menghadapi Goliat, satu lawan satu; apa Goliat dalam hidup kita? Hadapi hal itu, Goliat mungkin kelihatan besar dan kuat, sedangkan kita rasanya mustahil mengalahkannya...namun jangan lupa kita bersama dengan TUHAN yang maha besar!

1 Samuel 17:48-51...demikian Daud mengalahkan Goliat, tanpa harus susah payah memakai baju perang ataupun pedang, tapi cukup hanya dengan umban & batu yang sederhana.

Jika kita berjalan bersama Tuhan, kita juga tidak perlu susah payah mengalahkan 'Goliat-Goliat' yang ada di hidup kita...cukup dengan mengenal Tuhan, mengenal diri sendiri & lawan kita dan bertindak dengan iman percaya maka kita pasti menang!

Tuhan memberkati...

Sunday, November 27, 2011

Kunci Utama Diberkati Tuhan

Definisi berkat adalah karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi hidup manusia. Karena berkat adalah karunia Tuhan, maka berkat itu diperoleh bukan karena hasil usaha kita; bedakan berkat dengan kekayaan. Berkat ≠ kaya, buktinya ada banyak orang-orang yang tidak kenal Tuhan namun menjadi kaya bahkan sangat kaya; jadi berkat bukan hanya tentang materi (hidup kaya, makmur, berlimpah) tapi juga meliputi damai sejahtera, penyertaan, dan perkenanan Tuhan.

Tahun 2012 adalah Tahun Perkenanan Tuhan, perkenanan bicara tentang perlakuan/hal istimewa. Perkenanan Tuhan berarti ada hal istimewa yang Tuhan berikan untuk kita. Sebagai anak Tuhan, kita tahu bahwa Allah Bapa pasti sayang semua anak-Nya, sama seperti bapa di dunia walau anaknya lebih dari satu tapi semuanya pasti disayang, namun dari antara anak-anak itu tentunya tidak semua sama sikapnya, ada anak yang lebih bisa mengambil hati bapanya dibanding anak yang lain, demikian pula kita sebagai anak Tuhan juga harus bisa mengambil hati-Nya. Jangan jadi anak yang biasa-biasa tapi jadi anak yang luar biasa (istimewa), karena ada berkat yang istimewa juga dari Tuhan.

Bagaimana caranya agar kita diberkati dan mendapat perkenanan-Nya (berkat istimewa)?

Kejadian 26:12-13 Ishak menabur, lalu mendapat hasil 100 x lipat sebab ia diberkati TUHAN. Dan ia menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya.

Jika membaca ayat tersebut, kita cenderung menyimpulkan bahwa Ishak diberkati secara luar biasa dan menjadi sangat kaya karena dia menabur. Akibatnya selama ini banyak yang berpikir bahwa jika menabur seperti: doa, pelayanan, perbuatan baik, sosial, kemanusiaan, mengembalikan persepuluhan, persembahan, dan sebagainya...akan diberkati.

Menabur tidaklah salah, tapi tindakan menabur bukanlah kunci utama agar kita diberkati TUHAN! Ibarat seorang yang sedang bertani, hal pertama yang dikerjakan petani bukanlah menabur, hal pertama yang harus dikerjakannya adalah menyiapkan tanah tempat taburan benih tersebut, tanah perlu dibajak & dipupuk agar menjadi baik dan siap ditaburi benih sehingga benih bisa bertumbuh dan berbuah. Demikian pula dengan hidup kita, menabur bukanlah kunci utama yang harus kita lakukan jika mau diberkati… Lalu apakah kunci utamanya?

Kunci kenapa Ishak diberkati, dapat kita lihat di ayat sebelumnya, yaitu ayat 1-6.
a. Ayat 1: ada bencana kelaparan (= masalah/problem, hal yang tidak enak), masalah adalah cara Tuhan untuk membentuk kita; ADA PROSES TUHAN
b. Ayat 2: jangan ke Mesir; walau ada dalam masalah tapi JANGAN PAKAI CARA DUNIA untuk mengatasinya.
c. Ayat 3-5: ada janji Tuhan, TETAP PERCAYA pada janji-Nya.
d. Ayat 6: tindakan yang dilakukan Ishak sesuai kehendak Tuhan (= TAAT), dia tinggal di Gerar seperti yang Tuhan perintahkan.

Ishak diberkati bukan karena dia menabur, namun karena sebelumnya dia sudah diproses oleh Tuhan menjadi Ishak yang baru, Ishak yang menuruti kehendak Tuhan.

Berkat Tuhan diawali oleh diri kita, bukan karena pekerjaan kita! Berkat & perkenanan Tuhan turun karena DIRI KITA sendiri, Mazmur 127:2, Tuhan memberikan berkat kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur, perhatikan kata: yang dicintai-Nya, siapakah orang yang dicintai-Nya? Bukankah yang dimaksud itu adalah orang-orang yang melakukan kehendak-Nya (Matius 7:21).

Jadi kunci utama menerima berkat & perkenanan-Nya adalah dengan menjadikan diri kita seturut kehendak-Nya!

Ciri orang yang mengikuti kehendak Tuhan: jika mau melakukan sesuatu, hal pertama yang dilakukannya adalah tanya Tuhan, bukan langsung jalan; dan setelah dijawab oleh Tuhan maka percaya dan melakukannya. Yeremia 17:7 Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang berharap kepada TUHAN!

Bagaimana caranya agar diri kita seturut kehendak Tuhan?

a. Bereskan hubungan dengan Tuhan, jangan ada dosa lagi (Yesaya 59:1-2) .

b. Bereskan hubungan dengan sesama (keluarga/suami istri/anak/orang lain), jika ada masalah segera dibereskan sehingga tidak ada ganjalan lagi, Kejadian 26:8 walaupun Ishak sedang dalam masalah tapi itu tidak merusak hubungan dengan istri, hubungan mereka tetap mesra.

c. Ubah sikap hidup kita (pola pikir dan perasaan) jangan pakai cara dunia, Roma 12:2, caranya? dibentuk melalui baca Firman Tuhan dan melakukannya.

d. Hiduplah dengan iman, iman diuji saat keadaan yang tidak enak, apakah kita tetap percaya dan taat.

Jika hidup kita seturut kehendak Tuhan, maka berkat & perkenanan Tuhan pasti akan menyertai kita, Amsal 10:6a: Berkat ada di atas kepala orang benar. Dan apapun yang kita lakukan (menabur) pasti akan Tuhan berkati dan dibuat-Nya berhasil!

Tuhan memberkati!

Saturday, October 29, 2011

Pengaruh Jejaring Sosial pada Keharmonisan Keluarga

Facebook, Twitter, MySpace adalah beberapa nama situs jejaring sosial yang populer di dunia maya saat ini. Banyak orang dari segala usia, ras, dan budaya menghabiskan waktunya untuk berinteraksi melalui jejaring sosial tersebut dimana mereka bisa saling berbagi aktivitas atau ketertarikannya melalui dunia maya. Kemudahan yang ditawarkan membuat jutaan pengguna internet memiliki profil jejaring sosial di berbagai situs yang ada. Bahkan menurut survei, angka pengguna yang menghabiskan waktu berselancar di situs jejaring sosial meningkat hampir tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan makin banyaknya waktu yang dihabiskan untuk menggunakan berbagai jejaring sosial tersebut, timbullah pertanyaan... Apa pengaruh jejaring sosial terhadap keharmonisan keluarga?

Banyak ahli yang berpendapat bahwa jejaring sosial memiliki pengaruh negatif pada struktur keluarga. Mereka percaya jejaring sosial telah menggantikan interaksi intim yang seharusnya terjadi dalam keluarga. Percakapan keluarga telah digantikan oleh sesi texting, apalagi dengan adanya perangkat komunikasi yang canggih saat ini, dimana akses ke jejaring sosial, internet atau chatting sesama pengguna merk yang sama jadi makin mudah karena bisa dilakukan dimana saja & kapan saja. Pendapat ini sepertinya tidak salah, karena kita bisa melihat fenomena yang terjadi sekarang ini, banyak orang yang menggunakan waktunya untuk berselancar internet, mengecek berita, update status, chatting dan sebagainya... padahal mereka sedang berkumpul atau beraktivitas bersama keluarganya.

Ahli lainnya berpendapat bahwa jejaring sosial lebih berpengaruh buruk pada perkembangan anak-anak dalam keterampilan sosial dan memelihara hubungan interpersonal, bahkan ada penelitian di sekolah yang menyimpulkan bahwa semakin banyak media internet yang dikonsumsi akan semakin buruk kinerja para siswa. Sedangkan bagi orangtua atau orang dewasa, hal itu tidak terlalu menimbulkan dampak buruk bagi dirinya sendiri, khususnya jika mampu mengendalikan hal tersebut. Namun secara umum, para ahli sepakat bahwa dampak berbahaya dari perkembangan jejaring sosial adalah kecenderungan tren hubungan dunia maya tersebut dalam mengambil alih interaksi hubungan keluarga yang benar; selain juga adanya efek kecanduan & narsis seperti: sedikit-sedikit update atau mengecek status, foto, dan lainnya, bahkan dampak memicu perselingkuhan.

Seperti kisah berikut ini: Aku menikah ketika usia 23 tahun dengan seorang perempuan berinisial W yang beda usia 1 tahun. Sampai 2 tahun pernikahan kami belum dikaruniai anak. Aku tinggal dan berasal dari sebuah kota kecil di Indonesia. Cerita perselingkuhan yang juga menjadi penyebab hancurnya bahtera rumah tanggaku ini berawal dari keisenganku main-main di FB.

Suatu ketika ada seorang perempuan berinisial S yang menambahkanku sebagai daftar temannya. Dia sudah berkeluarga dan punya 1 orang anak perempuan. Satu hari dia ngajak aku chatting via FB. Mengenalkan diri, menceritakan dirinya, hampir semua tentang dirinya dia ceritakan. Dia sosok orang yang pandai bercerita sehingga membuatku betah berlama-lama chatting dengannya.

Hampir setiap bertemu online kami chatting, bercanda, bahkan mulai membicarakan hal-hal yang bersifat tabu. Kami pun mulai terbawa suasana, dan chatting kami semakin ngacau jadinya. Bahkan kami mulai berani saling merayu. Dari situlah perselingkuhanku mulai memasuki tahap lebih dalam. Hingga suatu hari, istriku mengawasiku saat chatting dan akhirnya terbongkarlah perselingkuhan itu. Istriku menangis dan kecewa melihatku selingkuh. Bahkan, kemudian dia minta cerai dan hancurlah keluargaku.


Namun hidup dalam era teknologi informasi seperti saat ini janganlah membuat kita jadi antipati pada perkembangannya, sebaliknya kita harus berhikmat dalam menghadapinya. Perlu ada keseimbangan antara penggunaan jejaring sosial dan menjaga keharmonisan keluarga. Berikut ini beberapa pedoman yang memungkinkan bagi keluarga/suami-istri untuk menikmati baik jejaring sosial dan waktu intim dengan keluarga:

1. Tetapkan batas pada kegiatan jejaring sosial dan beri contoh. Tetapkan aturan yang ketat saat menggunakan jejaring sosial, kapan boleh dilakukan dan dalam kondisi apa saja. Orangtua juga harus memberikan teladan bagi anak-anaknya dalam hal yang sama. Jika anak-anak melihat orangtuanya menghabiskan sebagian waktunya di situs jejaring sosial, maka jelas akan mendorong mereka untuk melakukan hal yang sama.

2. Mendidik diri sendiri. Kita harus mau belajar untuk mengerti perkembangan jejaring sosial/teknologi dunia maya yang ada dan tahu dasar-dasar tentang hal tersebut, sulit untuk melindungi anak-anak/pasangan jika kita tidak mengerti apapun tentang kegiatan mereka.

3. Manfaatkan jejaring sosial untuk memperat hubungan bukan menjauhkan. Tentunya ada manfaat positif yang bisa diperoleh dari jejaring sosial seperti kemudahan komunikasi, yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas hubungan dengan keluarga/pasangan bukan sebaliknya, tapi ingat jangan pernah jadikan jejaring sosial sebagai cara interaksi utama.

4. Selalu sediakan waktu untuk interaksi nyata dengan keluarga/pasangan. Belajar untuk punya jadwal kegiatan bersama sebagai sebuah keluarga, tapi minus teknologi. Contoh yang sederhana seperti makan malam bersama, berjalan-jalan, membelai atau ngobrol secara terbuka tapi hindari penggunaan teknologi/jejaring sosial di saat-saat tersebut agar tidak merusak keintiman suasana. Orangtua-anak-anak atau suami-istri harus punya waktu interaksi dengan saling bertatap muka, membelai, memeluk yang tentunya tidak mungkin dilakukan saat menggunakan jejaring sosial.

5. Bangunlah kehidupan spiritual dalam keluarga anda. Orangtua wajib melaksanakan perintah yang diamanatkan Tuhan dalam Ulangan 6:4-9, dan jangan lupakan bahwa orangtua harus menjadi model bagi anak-anaknya. Jika anak-anak dididik menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu. Kehidupan spiritual yang sedini dan sekuat mungkin bisa menjadi modal utama untuk mengatasi pengaruh negatif jejaring sosial.

Marilah kita belajar untuk memanfaatkan perkembangan jejaring sosial atau teknologi dunia maya secara positif, yaitu untuk lebih meningkatkan keharmonisan hubungan keluarga/pasangan bukan sebaliknya; karena ibarat sebuah pisau yang dapat dipakai untuk hal buruk maupun untuk hal yang baik, semua itu bukanlah tergantung pada si pisau melainkan pada orang yang menggunakannya.

Tuhan memberkati!

Monday, October 10, 2011

Rancangan Tuhan

Dalam hidup ini kita tentu berharap agar senantiasa mengalami hal-hal yang baik saja, namun nyatanya ada saat dimana kita juga mengalami hal-hal yang tidak baik, seperti masalah keuangan, sakit penyakit atau hal apapun yang menjadi problem dalam hidup kita.

Akibatnya, untuk mengatasi masalah hidup, banyak orang di dunia ini mengambil jalan yang salah seperti pergi ke dukun atau peramal, bahkan ada juga orang percaya yang masih pergi kesana, atau ada juga yang setelah benar-benar tobat memang tidak kesana tapi kemudian malah menjadikan hamba Tuhan atau Tuhan sendiri seperti dukun/peramal. Bahkan ada juga orang yang berani praktek dukun/ramal dengan membawa-bawa nama Tuhan Yesus.

Kenapa terjadi demikian? Karena pada dasarnya manusia punya keinginan untuk menikmati hidup dengan baik-baik saja, kita punya naluri untuk ingin aman, ingin kepastian dengan tahu tentang masa depan, ingin bebas dari masalah...tapi Firman Tuhan dalam Pengkhotbah 7:14 mengatakan: "Pada hari mujur bergembiralah, tetapi pada hari malang ingatlah, bahwa hari malang inipun dijadikan Allah seperti juga hari mujur, supaya manusia tidak dapat menemukan sesuatu mengenai masa depannya."

Jadi kadang Tuhan memang mengijinkan terjadinya hal-hal yang kurang baik dalam hidup kita, apa maksudnya? Supaya melalui hal yang baik/buruk tersebut, kita belajar untuk hidup bukan berdasarkan situasi melainkan hidup karena iman kepada Tuhan Yesus! Amsal 20:24 hidup kita ditentukan oleh Tuhan.

Saya teringat kisah tentang Lazarus, saudara Marta dan Maria, dalam Yohanes 11:1-44, dimana di ayat 3 dijelaskan bahwa saat Lazarus sakit dan masih hidup, Tuhan Yesus pun dikabari mengenai keadaannya, tapi setelah tahu, Tuhan sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, dimana Dia berada (ayat 6)...sehingga kemudian saat Yesus tiba, Lazarus sudah mati selama empat hari (ayat 17).

Mungkin jika kejadian yang serupa itu kita alami, atau jika kita ada disana menyaksikan kejadian itu...kita tidak habis pikir kenapa Tuhan tidak langsung menolong dan menyembuhkan Lazarus? Apalagi ayat 5 menjelaskan bahwa Yesus mengasihi Marta, Maria dan Lazarus.

Sesungguhnya Tuhan Yesus sejak awal sudah punya rancangan yang jauh lebih indah untuk kejadian ini (lihat ayat 15) dan hal inipun sebenarnya sudah disampaikan-Nya ke Marta (ayat 23). Namun kita manusia suka sok tahu sama seperti jawaban Marta di ayat 24, dan walaupun kita sering katakan percaya sama Tuhan namun seringkali pengertian percaya itu bukan seperti yang Tuhan inginkan. Perhatikan...walaupun Marta di ayat 27 mengatakan percaya pada Tuhan tapi di ayat 39 dia masih meragukan Tuhan saat diminta untuk bertindak.

Pada akhirnya, semua yang terlibat dalam kejadian itu baru mengerti, ternyata Tuhan Yesus punya rencana yang jauh lebih indah melalui kematian Lazarus. Dengan kejadian itu, Tuhan mengajarkan pada orang banyak agar mereka tetap percaya pada Tuhan apapun masalah yang sedang dihadapi, karena bagi Tuhan tidak ada yang mustahil, orang yang mati...bahkan yang sudah mati empat hari pun (yang secara jasmani sudah membusuk) bisa dibangkitkan-Nya!

Roma 8:28
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Yeremia 29:11
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

"Ketika Allah bersiap untuk melakukan sesuatu yang indah, Ia mulai dengan sebuah kesulitan. Jika Ia berencana untuk melakukan sesuatu yang luar biasa indah, Ia mulai dengan kemustahilan." (Zig Ziglar)

Tuhan memberkati!

Tuesday, September 13, 2011

Lebih dari Pemenang

Dalam Roma 8:37 tertulis, "Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita." Tuhan menjanjikan pada kita, anak-anak-Nya, bahwa kita lebih daripada orang-orang yang menang... kita lebih dari pemenang.

Siapa yang dimaksud orang-orang yang menang atau pemenang?
Dalam suatu pertandingan, orang atau peserta yang pada akhir pertandingan menjadi juara pertama itulah yang layak disebut sebagai pemenang. Bukan juara kedua atau ketiga tapi yang pertama itulah juara atau pemenang sesungguhnya.

Biasanya yang namanya pertandingan harus melewati beberapa tahap/babak/ronde/set agar bisa menjadi juara atau menang, contohnya: pertandingan bulutangkis, sepakbola, tinju, dan lainnya... sehingga yang namanya pemenang bukanlah mereka yang menang dalam tiap tahap/babak/ronde/set, mereka bisa saja mengalami kekalahan dalam tahap-tahap pertandingan tersebut, tapi seorang pemenang adalah dia yang mengakhiri seluruh pertandingan dengan nilai kemenangan.

Jadi, pemenang bukanlah orang yang tidak pernah mengalami kekalahan dalam tahap pertandingan lalu pasrah dengan hasilnya, justru dia harus berjuang terus walaupun posisinya sedang kalah supaya pada akhirnya nanti dia bisa keluar dari tantangan sebagai pemenang. Hasil akhir suatu perlombaan/pertandingan tidak ada yang tahu sebelumnya, peserta yang awalnya unggul bisa jadi akhirnya kalah, yang tadinya tertinggal bisa saja akhirnya menang.

Contohnya: Pada tahun 1974, pertandingan bulutangkis All England berlangsung antara Rudi Hartono melawan Sture Johnson, set pertama sudah direbut oleh Sture dengan score 15-4, sedangkan set kedua posisi score sudah 14-0 untuk Sture, 1 angka lagi maka Sture akan jadi pemenangnya. Semua penonton pasti menyangka bahwa Rudi akan kalah, namun dari posisi yang kritis itu, Rudi berjuang untuk mengubah keadaannya, dia berusaha meraih 1 poin demi 1 poin sampai kemudian score menjadi 14-14 dan akhirnya set kedua bisa direbut oleh Rudi dengan score 17-14. Bahkan selanjutnya set ketiga pun direbutnya dan Rudi pun keluar sebagai pemenang.

Nah, lalu apa maksudnya dengan 'lebih dari pemenang'?

Seorang pemenang baru tahu pasti jika dirinya benar-benar menang saat dia mengakhiri pertandingan sebagai juara, ketika sedang bertanding dia hanya bisa berharap, berjuang dan berusaha semaksimal mungkin agar pada akhirnya nanti dia menang.

Namun tidak demikian dengan orang yang 'lebih dari pemenang', karena dengan adanya janji Tuhan tersebut, berarti kita yang 'lebih dari pemenang' itu sudah tahu bahwa hasil akhir pertandingan kita pasti menang... jadi sebelum memulai dan mengakhiri pertandingan pun kita sudah pasti mendapatkan kemenangan itu.

Kenapa bisa terjadi demikian, kita sudah pasti menang?
Karena sebagai anak Tuhan, kita punya ’backing’ yaitu Tuhan Yesus Kristus!

Jika demikian, bagaimana seharusnya sikap kita sebagai orang percaya dalam pertandingan hidup yang diadakan bagi kita ini, dalam menghadapi setiap masalah yang ada?

1. Tetap kuat dan teguh hati.

Kita tidak lagi berdoa untuk minta kemenangan, karena kita sudah pasti menang; tapi mintalah kekuatan untuk bisa meraih kemenangan itu. Dalam Yosua pasal 1 (ayat 6, 7, 9 dan 18), 4x kata 'kuatkan dan teguhkanlah hatimu!' disampaikan pada Yosua, saat itu Yosua dan bangsa Israel akan memulai perjalanan meraih Tanah Perjanjian, dan janji Tuhan pasti digenapi, Tanah Perjanjian itu pasti jadi milik mereka, mereka pasti menang!

Tapi kenapa Tuhan ingatkan sampai 4x agar Yosua kuat dan teguh hatinya? Karena walaupun Yosua dan bangsa Israel pasti menang, apa yang akan mereka hadapi dalam pertandingan tidaklah menjadi mudah, walaupun ada 'backing' bukan berarti tidak ada perjuangan/usaha; karena itulah kita harus kuat dan teguh hati agar tidak mudah putus asa dalam menjalani tahap-tahap pertandingan, bahkan tetap berusaha sampai akhirnya meraih kemenangan.

2. Tetap tenang dan jangan kuatir.

1 Korintus 10:13 mencatat bahwa pencobaan yang kita alami adalah pencobaan biasa yang tidak melebihi kekuatan manusia; Tuhan juga tidak akan mencobai melebihi kekuatan kita dan saat dicobai itu Tuhan akan beri jalan keluar sehingga kita dapat menanggungnya.

Jadi apapun masalah atau tantangan yang kita hadapi... tetap tenang, jangan kuatir, karena hal itu tidak akan melebihi kekuatan kita bahkan Dia telah berjanji akan memberikan jalan keluarnya.

3. Tetap percaya pada Tuhan.

Seringkali dalam menghadapi masalah, sikap yang mudah muncul adalah kuatir bukan percaya. Percaya (faith) adalah lawan dari kuatir (worry); jika faith artinya percaya walaupun belum melihat, maka worry artinya takut walaupun belum terjadi... jadi bisa disimpulkan bahwa percaya = iman positif, sedangkan kuatir = iman negatif, dan Tuhan tentu tidak mau kita bersikap negatif, karena dari sesuatu yang negatif tidak mungkin dihasilkan buah yang baik.

Ada tertulis di Ibrani 11:3, "Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat." Melalui iman yang positif, yaitu dengan tetap percaya pada Tuhan Yesus, pada Firman Allah, maka suatu janji kemenangan yang saat ini mungkin belum terlihat, pasti akan terjadi dan terlihat dalam hidup kita; karena oleh Dia... kita telah dijadikan lebih dari pemenang!

Tuhan Yesus memberkati...

Sunday, August 21, 2011

Tetap Kuat & Andalkan Tuhan

Tahun 2011 adalah tahun multiplikasi dan promosi. Janji Tuhan pastinya tentang sesuatu yang baik, yang membawa keadaan lebih baik; multiplikasi & promosi itu bicara tentang berkat, bukan kutuk. Di dalam Alkitab ada banyak janji-janji Tuhan lainnya, misalkan di Ulangan 11:13-15, Mazmur 1:1-3, Matius 6:25, 31-33 dan masih banyak lagi.

Yang perlu diperhatikan adalah setiap janji Tuhan selalu juga disertai dengan adanya perintah/ketetapan-Nya yang harus dilakukan sebelum janji itu dapat kita raih. Jadi untuk bisa meraih janji Tuhan, ada bagian yang harus kita kerjakan/responi.

Tahun 2011 selain tahun multiplikasi dan promosi, juga merupakan tahun transisi, tahun goncangan dan tekanan besar, ini mungkin jarang disampaikan... karena orang biasanya lebih suka membicarakan berkat daripada kutuk.

Yang namanya transisi itu = perubahan, bisa menuju ke arah yang lebih baik, bisa pula ke arah yang lebih buruk... perubahan itu tergantung dari respon kita pada janji Tuhan. Kalau respon kita benar maka pastinya hidup kita akan mengarah ke suatu hal yang lebih baik, terima berkat bukan kutuk.

Apa respon yang benar agar janji Tuhan bisa kita raih?

1. Kuatkan dan teguhkanlah hatimu!

Sebelum Yosua menyeberangi sungai Yordan dan memulai penaklukan (meraih) tanah perjanjian, Yosua mendapatkan pesan yang sangat penting ini hingga diulang sampai 4x yaitu di Yosua 1:6, 7, 9, dan 18.

Bagaimana caranya supaya hati kita kuat dan teguh? Dalam Ulangan 11:8 disampaikan: kamu harus berpegang pada seluruh perintah yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya kamu kuat untuk memasuki serta menduduki negeri, ke mana kamu pergi mendudukinya.

Supaya kuat, yang harus kita lakukan adalah berpegang pada seluruh perintah TUHAN! Perintah Tuhan = Firman Tuhan, Alkitab. Kita harus berpegang pada isi Alkitab, bukan pegang Alkitabnya tapi pegang isinya yaitu Firman-Nya.

Kuat dan teguh hati juga bisa diartikan iman yang kuat, iman yang kuat bisa diperoleh bukan cuma dengan minta pada Tuhan, tapi seperti tertulis di Roma 10:17: Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. Iman dibentuk melalui membaca Firman Tuhan, semakin banyak mendengar Firman Tuhan maka iman kita akan semakin kuat.

Yosua 1:8 menuliskan: Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. Tidak cukup hanya membaca saja tapi juga melakukannya... agar melalui pengalaman-pengalaman rohani yang ada kita jadi makin kuat lagi.

Yohanes 1:1 Firman itu adalah Allah.
Yohanes 1:14 Firman itu telah menjadi manusia, sebagai Anak Tunggal Bapa.

Berpegang pada Firman Tuhan sama dengan berpegang pada Tuhan Yesus, jika kita+Yesus siapakah yang bisa mengalahkannya? Masalahnya, banyak orang kristen hanya dengar Firman pas ke gereja saja, selebihnya lebih banyak dengar berita dunia...bagaimana bisa punya iman/hati yang kuat.

Biarlah mulai saat ini kita mengerti dan mulai rajin membaca Firman Tuhan serta melakukannya agar kita jadi kuat, KUAT bersama TUHAN.

2. Janganlah pergi ke mesir!

Apapun keadaan hidup kita saat ini sebagai orang yang sudah percaya, janganlah pergi ke mesir! Mungkin saat ini keadaan kita sedang tidak baik, sedangkan di mesir kelihatannya baik, kelihatannya ada berkat disana. Tapi Tuhan katakan jangan pergi ke mesir.

Mesir bicara mengenai cara-cara dunia, cara manusia bukan cara Tuhan, cara hidup yang lama; apapun keadaan kita saat ini walaupun janji Tuhan belum juga diraih, jangan khawatir, jangan putus asa, jangan berpikir atau malah hidup dengan memakai cara-cara dunia (seperti ke dukun, menipu, dan sebagainya). Jangan ke mesir berarti jangan mengandalkan dunia/manusia.

Yeremia 26:20-24 menceritakan tentang nabi bernama Uria bin Semaya, dimana ia bernubuat sama seperti nabi Yeremia yaitu tentang peringatan malapetaka dari Tuhan atas kota dan negeri Israel. Keduanya mau dibunuh oleh pemimpin-pemimpin Israel. Namun Yeremia bisa lolos dari maut, sedangkan Uria akhirnya mati terbunuh karena ia lari ke Mesir.

Yeremia 42:15-19 ini berbicara tentang peringatan Tuhan untuk orang Israel, agar mereka jangan pergi (kabur) ke mesir walaupun sedang ada masalah. Malahan Tuhan berkata jika mereka tetap di negerinya... mereka akan diberkati (ayat 10-12).

Yeremia 17:5-8, andalkan Tuhan, berpeganglah pada Tuhan, jangan ke mesir, jangan andalkan dunia. Walaupun keadaan seolah mustahil, tetap kuat dan andalkan Tuhan, karena bagi Tuhan tak ada yang mustahil! Jika Tuhan berjanji pasti akan digenapi, asalkan respon kita benar maka janji-Nya pasti akan kita raih.

Tuhan memberkati!

Monday, July 11, 2011

Tetap Percaya

Hari ini kita sudah melewati pertengahan tahun 2011, di tahun ini Tuhan telah memberikan janji-Nya bahwa Tahun 2011 adalah Tahun Multiplikasi dan Promosi. Selain janji korporat itu tentunya juga ada janji Tuhan untuk pribadi demi pribadi. Satu pertanyaan penting, bagaimana respon kita jika janji itu tak kunjung terwujud dalam hidup kita?

Ada janji Tuhan yang cepat digenapi, tapi ada pula yang butuh proses (lama). Akibatnya sebagai anak Tuhan kita seringkali KHAWATIR akan hidup kita. Apa yang dimaksud dengan khawatir?
Khawatir = takut, cemas; khawatir muncul sebagai respon negatif atas hal-hal yang ditakutkan terjadi dalam hidupnya (belum terjadi tapi sudah timbul ketakutan/kecemasan).

Contohnya, seorang ibu hamil khawatir bagaimana caranya dia harus menghidupi keluarganya saat anaknya lahir nanti, sedangkan sang suami masih belum jelas penghasilannya.

Di jaman sekarang dimana harga barang dan biaya-biaya naik terus, tentunya kelihatan wajar jika ibu hamil itu dan banyak orang lainnya yang khawatir akan keadaan hidup bahkan tidak sedikit yang kemudian jadi stress. Namun sebagai anak Tuhan, kita tidak diijinkan untuk terus khawatir...kenapa? karena sikap khawatir itu bertolak belakang dengan sikap percaya.

Apakah anak Tuhan bisa khawatir? Ya, kan masih manusia... Apakah boleh khawatir? Tidak. So, sebagai manusia... wajar jika saat sedang ada masalah, lalu timbul kekhawatiran, tapi kita tidak boleh terus khawatir. Kita harus pindah dari zona khawatir & masuk dalam zona iman!

Ibrani 11:1 Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Artinya, IMAN = percaya walau belum melihat. Beda 180 derajat dengan khawatir yang artinya takut padahal belum melihat/belum jadi kenyataan.

Sikap percaya bagaimana yang seharusnya kita miliki?

Perhatikan kisah tentang Lazarus di Yohanes 11:1-45, dimana Lazarus sakit, kemudian mati dan sudah mati 4 hari lamanya, namun Tuhan Yesus sejak awal telah berjanji bahwa Lazarus tidak akan mati bahkan dia akan bangkit, percayakah mereka akan hal yang mustahil itu? Orang yang sudah mati 4 hari tentunya sudah mencair dan membusuk, bagaimana mungkin bisa hidup lagi. Ayat 45 jelas mencatat bahwa kebanyakan orang baru percaya setelah melihat.

Yang Tuhan mau bukanlah sikap percaya seperti itu, yang Dia mau adalah iman percaya, mari kita lihat kisah tentang Abraham di Kejadian 15-21, dimana Abraham pertama kali dijanjikan Tuhan akan punya keturunan saat usia Abram 76 tahun, kemudian janji itu diteguhkan lagi saat usia Abraham 99 tahun (keturunan dari Sara bukan wanita lain), dan baru pada saat usia Abraham 100 tahun lah Ishak anak yang dijanjikan-Nya itu lahir. Dan Ibrani 11:11 mencatat: Karena iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia.

Roma 4:19-22 mencatat bahwa saat dalam penantian penggenapan janji Tuhan, iman Abraham tidak menjadi lemah walaupun tubuhnya sudah lemah dan istrinya menopause (kondisi yang mustahil untuk bisa punya keturunan). Abraham tidak bimbang, ia tetap percaya pada janji Tuhan, karena bagi Tuhan tak ada yang mustahil!

Inilah yang disebut iman, walau belum melihat namun percaya, karena itulah Abraham disebut bapa orang beriman, dia tetap percaya pada Tuhan walaupun tidak ada dasar untuk percaya.

Jadi janganlah khawatir walaupun keadaan kelihatan mustahil... namun tetap percaya bahwa Tuhan Yesus adalah Allah yang setia, dan Dia akan menggenapi setiap janji-Nya, karena bagi Tuhan tak ada yang mustahil.

Saat ku tak melihat jalan-Mu
Saat ku tak mengerti rencana-Mu
Namun tetap kupegang janji-Mu
Pengharapanku hanya pada-Mu...

Hatiku percaya, hatiku percaya
Hatiku percaya, selalu kupercaya...


Tuhan memberkati

Thursday, July 7, 2011

Sekilas Tentang CEKER

Beberapa program pelatihan yang ditujukan untuk mengentaskan kemiskinan telah dilakukan secara intensif, ternyata persentase keberhasilannya sangat kecil. Salah satu sebab karena orang yang ikut program tersebut membutuhkan waktu agar bisa menjadi terampil, sedangkan kebutuhan hidupnya sudah sangat mendesak (tidak bisa menunggu waktu). Oleh sebab itulah program pelatihan seringkali menjadi kurang efektif. Untuk mengatasi kendala tersebut maka saat ini disiapkanlah program baru oleh UKMJ BPD GBI DKI Jakarta untuk mengentaskan kemiskinan dengan nama: CEKER.

Apa itu CEKER?

CEKER adalah singkatan dari CREDIT KERAKYATAN, suatu program yang diibaratkan TANGGA, yang disediakan untuk membantu kaum pra sejahtera agar bisa keluar dari kemiskinan! Tangga CEKER inilah yang harus mereka panjat dengan usaha sendiri, agar mereka bisa terus naik dan akhirnya keluar dari garis kemiskinan.

Di dalam CEKER ada beberapa sub program yang bisa dipilih sesuai kebutuhan peserta seperti SIPIN, KADO atau KRING. Keunggulan yang terutama dalam CEKER yaitu adanya pelaksanaan PWK (Pendidikan Wajib Kelompok) yang wajib diikuti oleh semua peserta SIPIN (dimana kehadiran mereka sangat diperhatikan) sebelum mereka mendapatkan bantuan keuangan dari CEKER.

Kenapa PWK diadakan?

Tujuannya untuk menguji niat setiap peserta dan memperlengkapi hati & pikiran serta karakter mereka sehingga mereka siap dan mantap menapaki tangga CEKER sampai akhirnya mereka berhasil BEBAS dari KEMISKINAN.

Tuhan memberkati

Friday, June 3, 2011

Kasih Sebagai Dasar Pernikahan

Saat ditanyakan: Kenapa kamu ingin menikah dengan dia? umumnya pasangan yang akan menikah menjawab: karena ’saya merasa cocok/sreg dengan dia’, ’saya yakin bahwa dia adalah pasangan hidup saya’, ’saya mencintainya’, ’saya ingin membahagiakannya’, dan sebagainya; tapi tidak banyak yang mengatakan...karena ’saya mengasihinya dan bisa menerima dia apa adanya’.

Padahal kasih merupakan dasar utama bagi pasangan untuk melangkah ke pernikahan, bukan cinta atau kecocokan semata. Firman Tuhan dalam Roma 5:8 mengajarkan bahwa, Tuhan terlebih dulu menunjukkan kasih-Nya pada kita, yaitu dengan mati di kayu salib, pada saat kita masih berdosa. Kasih tanpa syarat seperti yang Tuhan Yesus tunjukkan itulah yang seharusnya menjadi dasar/pondasi bagi pernikahan kita. Jika demikian halnya maka persoalan boleh ada namun rumah tangga akan tetap kuat, seperti ada tertulis, segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi 4:13).

Menikah artinya menjadi satu daging dengan pasangan, nah apakah anda mau menyakiti tubuh anda sendiri? Tentu saja tidak! Sebagai pasangan orang percaya, satu sama lain harus bisa mengasihi pasangannya seperti Tuhan telah mengasihinya. Artinya, bisa menerima dan mengasihi pasangan apa adanya, walaupun ada hal-hal yang belum diketahui sebelum atau sesudah menikah.

Setiap orang tentu punya kekurangan, misalkan calon pasangan anda, seorang yang temperamen atau galak, sebelum menikah sebaiknya dipikirkan masak-masak, apakah anda sungguh mengasihinya dan bisa menerimanya apa adanya, dengan segala konsekuensinya? Jangan berpikir untuk mengubahnya, namun terima apa adanya jika memang anda mengasihinya, caranya tentu dengan lebih sabar menghadapinya, menasehati (bukan menggurui) dan berdoa untuk perubahan karakternya. Lalu bagaimana jika baru ketauan galak setelah menikah? Jika pernikahan didasari oleh kasih, tentunya sikap anda tidak jauh berbeda, tidak perlu merasa digombali tapi tetaplah mengasihinya dan berdoa untuknya sampai perubahan terjadi.

Dengan kasih yang tanpa syarat, kita bisa hidup bersama pasangan dalam segala kondisi, baik saat dia menyenangkan ataupun tidak menyenangkan. Apakah itu sesuatu yang mudah atau sulit dilakukan? Jawabannya, tergantung pada diri kita sendiri...sudahkah ’kasih tanpa syarat’ itu ada dalam hidup kita sendiri.

Sebagai seorang dokter muda yang baru selesai pendidikan, saya wajib menjalani tugas pengabdian di Puskesmas selama 3 tahun. Maka saya pun ditempatkan di suatu Puskesmas yang jauh jaraknya dari kota asal saya, yang membutuhkan waktu lebih dari 8 jam perjalanan kesana.

Ternyata Tuhan punya rencana indah, karena disanalah saya bertemu dengan calon istri. Pertemuan tersebut diawali dengan sebuah undangan persekutuan doa di rumahnya. Saat itu dia terpaksa pulang ke kampung halamannya dan meninggalkan kuliahnya di Jakarta, karena mengalami gangguan fungsi ginjal yang sangat serius, dimana kedua ginjalnya dipenuhi batu, sehingga fungsi ginjalnya hanya tersisa 10% saja.

Awalnya tidak pernah terbersit dalam pikiran saya bahwa ia akan menjadi jodoh saya. Namun setelah beberapa kali bertemu, bibit cinta mulai bersemi di hati kami berdua, dan kami mulai berpacaran. Sebagai manusia dan dokter, rasanya ’kurang rasional’ jika saya berpacaran dengan seorang yang punya masalah kesehatan yang cukup serius, bahkan pihak keluarga pun sempat mempertanyakan pilihan saya tersebut. Pergumulan timbul dalam hati saya, namun saya kembali dikuatkan dan percaya Tuhan pasti punya rencana indah buat kami.

Hubungan kami pun terus berlanjut dengan serius, dan walaupun saya mengetahui latar belakang kesehatan calon istri namun hal itu tidak menyurutkan niat saya untuk menikahinya pada tahun 1997. Di tahun 1998, tugas saya di Puskesmas tersebut selesai dan kami memutuskan untuk pindah ke Jakarta karena saya bercita-cita untuk mengambil spesialisasi.

Ternyata kami harus menghadapi kenyataan pahit karena istri saya terkena infeksi ginjal serius yang hampir merenggut nyawanya. Bahkan ia divonis menjalani cuci darah untuk seterusnya karena kedua ginjalnya sudah tidak berfungsi lagi. Saat itu saya sempat putus asa dan tak berdaya, karena cuci darah membutuhkan biaya yang tidak kecil dan harus dijalani seumur hidup. Namun dengan iman dan kasih dari Tuhan, kami terus melangkah bersama dan berharap hanya kepada-Nya.

Sungguh rancangan Tuhan bukanlah rancangan kecelakaan, melainkan rancangan damai sejahtera untuk mendatangkan hari depan yang penuh harapan. Tuhan menyertai dan memberkati pernikahan kami secara luar biasa, meskipun saya harus meninggalkan niat menjadi dokter spesialis, tetapi Dia tetap memberkati kami secara luar biasa. Saat ini di tahun 2011, tak terasa cangkok ginjalnya sudah melewati tahun yang ke delapan.

Pernah istri bertanya kepada saya, apakah saya mencintainya? Saya selalu menjawab bahwa saya mengasihinya. Itulah dasar dari komitmen saya kepadanya. Cinta manusia bisa luntur karena waktu atau konflik rumah tangga, namun Kasih itu tidak berkesudahan. Terpujilah Tuhan buat segala kebaikan-Nya kepada kami berdua. Haleluya.

Sebagai orang percaya, jika kita memiliki sikap/respon yang benar, menempatkan Tuhan diatas segalanya maka percayalah Dia pasti akan membela hidup dan rumah tangga kita, karena mata Tuhan menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia.

Tuhan memberkati!

Sunday, May 8, 2011

Tindakan (Respon) orang percaya dalam keuangan

Tuhan pasti memberikan janji berkat-Nya bagi anak-anak Tuhan, tapi sayangnya tidak semua anak Tuhan bisa meraih janji Tuhan, hanya mereka yang beriman yang bisa meraihnya. Perhatikan kata IMAN ini.

Iman yang dimaksud dalam Alkitab berhubungan dengan PERCAYA, dalam Alkitab sering muncul kata iman dan percaya, kata iman dalam PB diterjemahkan dari kata Yunani: pistis, sedangkan kata percaya diterjemahkan dari kata Yunani: pisteuoo. Kata 'percaya' adalah bentuk kata kerja dari kata 'iman'. Artinya, seorang dikatakan punya iman jika dia juga percaya, iman ada di dalam hati... percaya ada dalam tindakan/respon. Jadi wujud iman adalah tindakan percaya!

Kita lihat dalam Matius 19:16-22, kisah mengenai orang muda yang kaya.
Ayat 20: orang muda ini berkata semua perintah Tuhan (Taurat) sudah dia lakukan, apa masih ada yang kurang?
Ayat 21: Yesus menjawab: jika mau sempurna, juallah hartamu dan ikutlah Aku.
Ayat 22: respon orang muda itu adalah pergi meninggalkan Yesus (sebab hartanya banyak).

Matius 6:21 mencatat: Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Dalam kisah orang muda ini, yang dimaksud 'harta'nya adalah harta secara nyata/fisik yaitu uang, barang berharga, dan lainnya. Namun sebenarnya masih banyak 'harta-harta' dalam bentuk lainnya, contoh: harga diri, kesombongan, status, dan sebagainya...bahkan tingkat kerohanian. Sedangkan kalimat: 'hatimu berada' bisa diartikan sebagai imanmu, karena iman ada dalam hati.

Firman Tuhan menyatakan dalam 1 Timotius 6:10a, Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Bahkan salah satu ujian di jaman Antikis nanti, juga soal uang (dimana hanya dengan tanda 666 orang bisa berjualan/membeli = punya uang).

Bagaimana caranya agar kita bisa menang dari cinta uang?
Ya...seperti yang Tuhan Yesus ajarkan dalam Matius 19:21 ...juallah hartamu dan ikutlah Aku. Apa maksudnya kita harus jual harta kita? Pengertiannya adalah kita tidak lagi terikat pada harta tersebut.

Perhatikan kisah lainnya tentang orang kaya di Lukas 19:2, 5-10, kisah tentang Zakheus.
Ayat 2: Zakheus seorang pemungut cukai (petugas pajak) dan kaya.
Ayat 5: Yesus mampir ke rumah Zakheus.
Ayat 8: respon Zakheus adalah memberi hartanya bagi orang miskin dan mengembalikan uang pada orang yang diperasnya.
Ayat 9: respon Tuhan bagi Zakheus, keselamatan bagi Zakheus dan seisi rumahnya.

Perhatikan... Saat respon kita benar maka Tuhan akan meresponi kita juga !

Jadi respon apa yang harus kita lakukan sebagai orang percaya dalam hal keuangan?
Maleakhi 3:8-11
1. mengembalikan persepuluhan ke rumah perbendaharaan.
2. memberikan persembahan khusus.

Dalam KJV, Persepuluhan: tithes (one-tenth part), Rumah perbendaharaan: storehouse, Persembahan khusus: offering.

Storehouse: lumbung/tempat penyimpanan, bicara lumbung bisa ada dua arti:
a. tempat menyimpan/mendapatkan makanan
b. tempat menyimpan/mendapatkan benih

Ini menggambarkan rumah Tuhan/gereja tempat dimana kita mendapat makanan rohani dan bertumbuh, jadi bayarlah persepuluhan di gereja tempat kita berjemaat. Sekaligus pula hal ini juga menggambarkan bahwa tindakan persepuluhan ibarat seperti orang menabur (benih) dimana suatu saat pasti akan menuai jika tidak jemu-jemu (tidak berhenti) melakukannya.

Offering, artinya:
- a collection of donation,
- a religious sacrifice, a gift/present in worship.

Persembahan khusus bisa berarti kolekte atau sumbangan seperti diakonia atau pada acara ibadah khusus lainnya, namun bisa pula berupa pengorbanan hidup kita seperti menyalibkan daging, pujian-penyembahan... segala sesuatu yang kita lakukan untuk menyenangkan Tuhan.

Saat kita menghadiri Ibadah Raya setiap minggu, sebenarnya kita juga membawa offering (persembahan khusus) untuk Tuhan melalui pujian-penyembahan kita, kolekte kita, apapun yang kita lakukan dalam Ibadah Raya tersebut...masalahnya banyak orang percaya yang tidak mengerti akan hal itu, Ibadah Raya dianggapnya hanya sebagai liturgi belaka...sehingga pujian-penyembahan pun dilakukan seperti lip sync, begitu pula kolekte seringkali dianggap sebagai kewajiban... akhirnya apa yang dilakukan bukan lagi dari hati namun karena kebiasaan. Padahal yang Tuhan mau adalah persembahan yang tulus dari hati kita.

Lalu kenapa Tuhan menyuruh kita untuk melakukan persepuluhan dan persembahan khusus?

Alkisah... ada seorang petani yang menyuruh anak-anaknya bekerja di ladang jagung, sementara anak-anak lain sedang bermain-main.
Seorang laki-laki lalu menegur petani itu dan bertanya,
"Mengapa Anda membuat anak-anakmu bekerja keras di ladang jagung? Bukankah Anda tidak perlu semua jagung itu."
Petani itu menjawab: "Pak, saya bukan sedang membesarkan jagung, saya sedang membesarkan anak-anak saya."

Bagi Tuhan, respon/tindakan persepuluhan & persembahan khusus adalah masalah ketaatan dan iman-percaya; Tuhan tidak butuh uang kita... yang Dia mau melalui aturan persepuluhan ini adalah mengajar kita untuk sepenuhnya percaya kepada Dia (khususnya dalam hal keuangan).

Kalau kita percaya bagi Tuhan tak ada yang mustahil, dan Dia sanggup menolong kita dalam hal apapun, maka bertindaklah percaya dengan mengembalikan persepuluhan walaupun kelihatannya hal itu mustahil bagi kita (mungkin jika mengembalikan persepuluhan apalagi ditambah persembahan khusus maka uang kita jadi tidak cukup dalam perhitungan kita, tapi bukankah iman berarti percaya sebelum melihat?). Ini adalah masalah ketaatan dan iman-percaya... Pilihan ada pada diri kita sendiri, mau jadi seperti orang muda yang kaya atau seperti Zakheus.

Jika kita mengembalikan persepuluhan berarti kita menempatkan Tuhan sebagai yang terutama dalam hidup kita.

Tuhan memberkati.

Sunday, April 24, 2011

Dosa Seksual

Kita baru saja memperingati karya penebusan Tuhan Yesus di kayu salib. Dia mati dan bangkit dari maut...demi menebus dosa-dosa kita, manusia. Tapi kenapa manusia cenderung untuk berdosa? Selain adanya ikatan dosa waris, yang namanya dosa itu juga dikemas oleh iblis secara menarik & dibuat kelihatan enak.

Perhatikan II Samuel 11:1-5, yang mengisahkan tentang Daud & Batsyeba: Pada saat orang Israel berperang, Daud tinggal di Yerusalem (di istananya). Dia bersantai dan berjalan-jalan di atas sotoh, lalu tanpa sengaja dia melihat wanita yang sedang mandi. Namun Daud malah mengamatinya dan tertarik pada kecantikan wanita itu, lalu Daud mengambilnya dan berzinah dengan wanita itu (Batsyeba) sampai akhirnya hamil!

Bukankah kejadian yang sama juga terjadi pada kehidupan sekarang ini? Misalnya:
  • Seorang suami (yang tentunya punya istri) kemudian bertemu dengan WIL atau TTM lalu selingkuh sampai akhirnya pasangan selingkuhnya itu hamil.
  • Atau pasangan anak muda yang sedang pacaran lalu bertindak diluar batas, hingga melakukan hubungan suami-istri...dan akibatnya si wanita pun hamil.
Kenapa kisah Daud & Batsyeba menarik untuk diperhatikan?
Karena Daud itu sesungguhnya seorang yang berkenan di mata Tuhan (lihat ayat sebelumnya di II Samuel 7:4-29) Tuhan memberkati Daud & keluarganya, bahkan di II Samuel 7:15 Tuhan berjanji pada Daud bahwa: kasih setia-Ku tidak akan hilang dari padanya.

Lalu apa sebabnya Daud (atau anak Tuhan) bisa jatuh dalam dosa seksual? Kembali ke II Samuel 11:
  1. Ayat 1-2: saat Israel sedang berperang, Daud malah bersantai; kalau di jaman sekarang sama artinya kita sebagai orang Kristen dimana seharusnya berdoa, memuji menyembah Tuhan, membangun hubungan dengan Tuhan, saat teduh…tapi malah lebih memilih untuk santai, tidur, nonton tv, dll.
    Sebab ke-1: santai rohani, tidak berjaga-jaga/tidak waspada (= BUKA CELAH DOSA).
  2. Ayat 2: ...berjalan-jalan diatas sotoh istana, melihat perempuan mandi dan perempuan itu sangat elok rupanya; sotoh itu adalah atap rumah di jaman itu yang bentuknya datar (seperti atap beton ruko jaman sekarang), jadi sotoh itu posisinya ada diatas, di ketinggian, ini bisa diartikan kita sebagai anak Tuhan yang seharusnya memikirkan hal-hal yang ada diatas (surga), tapi malah tergoda pada daya tarik dunia (kenikmatan/keindahan jasmani yang ditawarkan dunia ini).
    Sebab ke-2: tergoda oleh daya tarik dunia (DOSA MERASUK dalam HATI-PIKIRAN).

    Matius 15:19 Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.
  3. Ayat 4: Daud menyuruh orang mengambilnya, dan tidur dengannya; hal ini menggambarkan finalisasi suatu tindakan dosa…jika sebelumnya diawali dengan adanya celah, lalu dilanjutkan dengan ketertarikan/tergoda, sekarang malah diwujudkanlah kehendak dosa itu.Sebab ke-3: kalah pada keinginan daging/dosa (PERBUATAN DOSA).

Jadi sebelum suatu tindakan dosa terwujud, sebenarnya ada beberapa tahapan yang terjadi, tapi kuncinya dosa itu terjadi/tidak tergantung pula pada keputusan kita sendiri, Tuhan pasti memberikan peringatan-peringatan sebelum suatu dosa dilakukan, tapi Tuhan juga memberi kita ’freewill’ untuk memilih: Apakah kita mau menang atau kalah pada kehendak daging/dosa itu?

Apa saja akibat dosa seksual?
  1. Akibat fisik: II Samuel 11:5... Buah dosa seksual a.l: hamil diluar nikah...dan kemungkinan jatuh dalam dosa yang lebih dalam lagi, seperti: pembunuhan. Dalam kasus Daud, dia membunuh Uria, suami Batsyeba (ayat 14-17), kalau jaman sekarang yang dibunuh umumnya: janin bayi tersebut, melalui aborsi.
  2. Akibat non-fisik: I Korintus 6:16-18...menjadi satu tubuh, artinya secara daging, jiwa & roh menjadi satu dengan pasangan zinahnya, akibatnya bukan hanya daging yang tercemar tapi juga jiwa & rohnya. Orang yang berzinah akan mengalami kerusakan gambar diri dan berusaha memenuhi citra dirinya melalui perzinahan2 lainnya yang justru malah membuat jati dirinya makin rusak... Dan seperti narkoba, dosa seks membuat orang makin kecanduan & hancur!
  3. Akibat kekal: Galatia 5:19-21 ...semua dosa, termasuk percabulan tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah-sorga (ayat 21).

Bagaimana cara mengatasi dosa seksual?
Tentunya selain minta perlindungan Tuhan, ada juga bagian yang harus kita kerjakan...
  1. Kejadian 39:6-12, Yusuf dirayu, dibujuk oleh tante Potifar, sebagai istri seorang pejabat penting (kepala pengawal raja) tentu tante Potifar seorang wanita yang menarik, cantik dan terpelihara. Tapi Yusuf tidak tergoda oleh daya tarik tante Potifar...perhatikan jurus yang dipakai Yusuf untuk menghadapi kemungkinan dosa seksual, ayat 12: Yusuf lari keluar!
    Cara ke-1: LARI dari DOSA (JANGAN BUKA CELAH).
  2. Jika orang yang intim dengan Tuhan seperti Daud saja bisa jatuh dalam dosa seksual apalagi yang tidak/kurang intim dengan Tuhan, jadi janganlah kita buka celah dosa sekecil apapun.

  3. II Samuel 12:1-13, ayat 13: Daud mengakui bahwa dia berdosa pada TUHAN, dia tidak beralasan atau kabur dari Tuhan, tapi di ayat 16: dia malah berdoa & berpuasa pada Tuhan agar meluputkan akibat dosa dari keluarganya.
    Cara ke-2: AKUI DOSA di hadapan Tuhan & BERTOBAT.

Sebagai penutup, perhatikan kehidupan Daud, selama sisa hidupnya Daud tidak pernah lagi mengulangi dosa ini, dia sungguh-sungguh bertobat. Daud dikenal sebagai seorang yang melakukan kehendak Tuhan pada jamannya (Kisah 13:36 a), bahkan silsilah kelahiran Tuhan Yesus ke dunia pun melalui keturunan dari raja Daud ini, sehingga Tuhan Yesus juga sering disebut sebagai: Anak Daud (Matius 15:22, 20:30).

Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita melakukan kehendak Tuhan pada jaman kita?

Tuhan memberkati...

Tuesday, March 15, 2011

Bumi Jaman Sebelum Air Bah

Berdasarkan penelitian... beberapa ilmuwan memperkirakan bahwa, keadaan bumi kita yang sekarang ini sangat berbeda dari keadaan bumi sebelum Air Bah. Diperkirakan pada jaman sebelum Air Bah, Allah menempatkan lapisan uap air di atas atmosfir di sekeliling bumi (Kejadian 1:6-8). Adam, Kain, Nuh dan orang-orang lain yang hidup pada jaman sebelum Air Bah, tidak dapat melihatnya. Lapisan uap air itu tidak terlihat oleh mata mereka. Mereka dapat melihat matahari pada siang hari, bulan dan bintang-bintang pada malam hari, tapi melihatnya melalui pantulan lapisan uap air itu.

Lapisan uap air itu adalah bagian dari rencana agung Allah. Lapisan uap air diciptakan untuk menjaga dan memelihara penguapan suhu bumi. Karena itulah pada jaman itu tidak ada daerah yang terus menerus dingin di bumi, bahkan di Kutub Utara atau di Kutub Selatan. Suhu udara di seluruh bumi tetap sama sepanjang tahun. Cuaca yang hangat dan lembab, mirip sekali dengan udara dalam rumah kaca di jaman sekarang, kalau kita masuk ke dalamnya.

Para ilmuwan mengatakan bahwa sinar ultra-violet dari matahari berbahaya bagi kehidupan setiap makhluk di bumi. Selama 1600 tahun lapisan uap yang tidak kelihatan itu melindungi bumi dari sinar ultra-violet. Karena perlindungannya itu tumbuh-tumbuhan, binatang-binatang dan manusia dapat hidup lebih lama, dan bisa bertumbuh lebih besar daripada keadaan zaman sekarang ini. Sebagai contoh adalah buah-buahan yang dihasilkan di rumah kaca biasanya lebih besar daripada yang dihasilkan di kebun.

Ketika Allah memberi tahu Nuh, bahwa hujan lebat akan turun, maksud-Nya ialah lapisan uap air itu berubah menjadi air hujan. Maka hujan lebat pun turun. Firman Allah melukiskan hujan itu demikian "...terbelah segala mata air samudera raya yang dahsyat dan terbukalah tingkap-tingkap di langit." (Kejadian 7:11). Terjadinya Air Bah itu sebagian besar disebabkan pula oleh curahan air yang dahsyat dari langit ke bumi.

Kemudian datanglah air bah. Tetapi Allah melindungi ciptaannya dengan menyediakan satu bahtera yang menyelamatkan satu keluarga, dan juga segala jenis binatang yang bernafas (termasuk dinosaurus).

Ketika keluarga Nuh dan semua binatang itu keluar dari bahtera, mereka menyaksikan satu bumi yang sangat berbeda dari bumi yang pernah mereka huni sebelumnya. Gunung-gunung terjal, seperti Gunung Alpen dan Himalaya, muncul pada daerah pegunungan yang jauh lebih datar sebelumnya. Ngarai-ngarai curam terbentuk oleh arus air deras, yang mengkikis tanah lunak. Laut yang dangkal berubah menjadi samudera yang dalam, seperti yang kita kenal pada jaman sekarang ini.

Barangkali bumi memiliki lebih banyak tanah daratan, dan lebih banyak lahan bagi tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang sebelum Air Bah. Setelah jaman itu, tumbuh-tumbuhan tidak tumbuh sesubur dan serimbun sebelumnya. Demikian pula rawa-rawa semakin langka. Padang gurun mulai ada, sehingga sebagian dinosaurus sulit mendapat makanan. Karena kekurangan bahan makanan, banyak dinosaurus mungkin mati kelaparan. Sementara dinosaurus herbivora mulai punah, dinosaurus karnivora terancam punah pula.

Radiasi sinar matahari mulai merusak segala yang hidup. Sebab sinar ultra-violet yang berbahaya tidak lagi ditapis oleh lapisan uap air di cakrawala. Akibatnya, masa hidup tumbuh-tumbuhan dan makhluk binatang semakin pendek. Ini berarti dinosaurus tidak sempat bertumbuh sampai menjadi raksasa seperti dahulu.

Cuaca bumi berubah begitu jauh setelah peristiwa Air Bah. Cuaca di seluruh bumi tidak lagi hangat atau pun lembab. Beberapa bagian dunia bahkan sangat ekstrem dingin atau panas. Tidak semua spesies dapat menyesuaikan diri karena perubahaan cuaca ini... Bisa jadi banyak binatang yang punah termasuk dinosaurus karena habitat dan suhu bumi berubah sehingga mereka tidak dapat bertahan hidup.

Beberapa dinosaurus ada yang masih bertahan hidup sampai jaman Ayub dan sisanya ada yang masih bertahan hidup sampai sekarang seperti Komodo si Kadal Raksasa, atau Coelacanth si Ikan Purba...

Friday, February 25, 2011

Perselingkuhan

Di jaman akhir ini, perselingkuhan sepertinya sudah menjadi hal yang biasa terjadi dalam masyarakat kita bahkan diantara orang-orang Kristen. Padahal dosa perselingkuhan atau perzinahan yang menjadi penyebab utama keretakan hubungan suami istri, merupakan kekejian di mata Tuhan.

Dulu orang cenderung menyangka bahwa perselingkuhan lebih sering terjadi pada pria/wanita setengah baya yang mengalami ’puber kedua’. Namun seiring perkembangan jaman, saat ini perselingkuhan sudah begitu meluas bahkan juga melanda keluarga/pasangan muda. Yang dimaksud perselingkuhan adalah suatu hubungan antara individu baik pria maupun wanita yang sudah menikah ataupun yang belum menikah dengan orang lain yang bukan pasangannya.

Perselingkuhan terjadi karena ada dua pihak yang saling tertarik. Awalnya mungkin hanya satu pihak saja yang merasa tertarik, tapi kemudian dia mengambil tindakan proaktif untuk mendekati pihak lain yang disukainya itu. Contoh, seorang suami tidak lagi merasa dipenuhi kebutuhannya oleh sang istri, lalu dia mencari dan mendapatkan apa yang dibutuhkannya dari wanita idaman lain (WIL), atau sebaliknya jika sang istri yang mencari dan mendapatkan apa yang dibutuhkannya dari pria idaman lain (PIL).

Perselingkuhan atau hubungan gelap di luar nikah merupakan salah satu krisis yang paling menghancurkan dalam pernikahan. Akibat adanya hubungan itu, maka impian, harapan, dan kepercayaan suami/istri yang dikhianati telah dihancurkan oleh pasangannya yang berselingkuh. Firman Tuhan jelas bahwa pernikahan adalah kovenan (perjanjian) antara suami-istri sebagai satu pasangan untuk seumur hidup di dunia. Tapi adanya ketidaksetiaan dalam komitmen pernikahan menjadi celah timbulnya perselingkuhan. Sekurang-kurangnya ada tiga hal atau tahapan yang menyebabkan terjadinya perselingkuhan (perhatikan kisah Raja Daud dan Batsyeba dalam 2 Samuel 11:2-27):

a. Saling Ketertarikan
Awalnya ada ketertarikan spontan dari sisi fisik, menyukai wajah dan penampilannya atau ada sesuatu yang menarik dari orang tersebut, misal: cara bicaranya yang enak dan pas, caranya tertawa atau tersenyum, gaya berpakaian dan sebagainya. Jika tahap ketertarikan ini berlanjut (atau diteruskan) maka umumnya akan ditandai dengan keinginan untuk makin sering bertemu dan berbincang. Lalu mereka pun akan masuk dalam tahap berikutnya.

b. Saling Ketergantungan
Pada tahap ini, mulai ada sharing (isi hati dan perasaan) kepada PIL/WIL, sehingga pada waktu PIL/WIL tidak ada, akan timbul rasa kehilangan. Akibatnya orang yang berselingkuh merasa hidupnya tidak seimbang lagi tanpa adanya PIL/WIL. Semakin hari kebutuhannya akan kehadiran pasangan selingkuhnya semakin meningkat, sampai-sampai jika ada sesuatu yang mengganggunya maka PIL/WIL itulah yang akan dihubunginya terlebih dulu.

c. Saling Memenuhi
Di tahap selanjutnya ini, pasangan yang berselingkuh secara sadar mencoba untuk memenuhi kebutuhan satu sama lain. Yang mereka lakukan dalam tahap ini bukan lagi hal yang spontan namun sudah terencana seperti: "Bagaimana saya bisa membahagiakan engkau?", "Bagaimana saya bisa selalu memenuhi kebutuhan-kebutuhanmu?", "Bagaimana saya bisa selalu bersamamu?" Secara sadar semua hal ini akan dilakukan, impian-impian terlarang yang direncanakan mulai diwujudkan dengan berbagai cara. Pada tahap ini, perselingkuhan sudah mencapai level dosa yang matang, ada tindakan yang dilakukan oleh pasangan yang berselingkuh agar bisa hidup bersama, seperti bercerai dari pasangan lama, atau bahkan pembunuhan seperti yang Raja Daud lakukan pada Uria (suami Batsyeba).

Ada seorang wanita berusia 38 tahun berkisah: Saya punya 3 anak dengan usia 10-14 tahun, karier mapan dengan jabatan yang lumayan dan seringkali tugas keluar kota bahkan keluar negeri. Walaupun sibuk namun saat tidak keluar kota, saya selalu berusaha pulang sebelum jam 7 malam. Hidup pernikahan kami awalnya baik-baik saja sampai setahun yang lalu, suami mulai sering terlambat pulang dengan alasan yang bermacam-macam.

Sebulan yang lalu, saya dikejutkan oleh telepon dari seorang wanita muda yang berkata bahwa dia adalah simpanan suami saya. Perasaan shock, marah, benci, dan dendam campur aduk dalam hati saya, apalagi saat saya konfirmasikan ke suami, dia membenarkannya (walaupun awalnya dia tidak langsung mengaku), dan berjanji untuk tidak melakukannya lagi.

Tapi setelah membongkar perselingkuhan suami, saya malah jadi sulit tidur, seperti ada rasa sesak dan panas di dada, juga perasaan berdebar-debar yang tidak bisa saya kontrol, saya merasa seperti mau mati saja. Saya ingin marah pada Tuhan dan pada siapa saja termasuk diri sendiri kenapa hal demikian bisa terjadi dalam kehidupan pernikahan saya?!


Apa yang harus dilakukan jika perselingkuhan sampai terjadi dalam pernikahan?
  1. Minta pada Tuhan Yesus untuk memperbaiki dan menyembuhkan pernikahan anda.
  2. Usahakan untuk tidak bersikap bermusuhan dengan pasangan. Jangan menyindir atau menghina pasangan, tapi lakukan introspeksi diri. Bukankah Tuhan Yesus mengajarkan agar kita melihat kesalahan-kesalahan yang dilakukan diri sendiri sebelum menyalahkan orang lain.
  3. Jika pasangan belum mau terbuka, jangan terlalu mendesaknya. Dengan sabar mintalah dia untuk terbuka pada anda.
  4. Jangan menganggap anda tahu perasaan atau pikiran pasangan anda.
  5. Jangan bertanya, "Mengapa engkau merasa demikian?", "Mengapa engkau melakukan hal itu?" Jika dipojokkan, orang mungkin akan mengarang-ngarang suatu jawaban.
  6. Mintalah pasangan untuk memberi tahu apa penilaiannya mengenai anda, dan jangan membela diri anda.
  7. Jangan menghakimi pasangan.
  8. Jika anda terlalu marah, sedih dan terluka, janganlah berbicara pada saat itu.
  9. Lakukan tindakan rekonsiliasi/pemulihan hubungan pernikahan anda dengan sikap keterbukaan, tidak membela diri, dan mau memaafkan.
Banyak perselingkuhan yang sebenarnya dapat dihindari dengan menyadari tanda-tanda peringatan dini akan adanya suatu hubungan gelap. Seperti kisah diatas, sang istri sebenarnya bisa menyadari karena setahun terakhir suaminya mulai sering pulang terlambat. Namun hal yang patut disayangkan adalah adanya ’over confidence’ dari pasangan orang percaya bahkan hamba-hamba Tuhan bahwa perselingkuhan tidak mungkin terjadi dalam kehidupan pernikahan mereka.

Ingatlah kembali kisah Raja Daud dan Batsyeba, betapapun Raja Daud begitu intim dan dekat dengan Tuhan, namun dia pun bisa jatuh ke dalam dosa perselingkuhan. Tidak ada seorang pun yang kebal terhadap dosa, jadi senantiasalah berjaga-jaga. Untuk jenis dosa seksual, salah satu cara ampuh mengatasinya adalah dengan bertindak seperti yang Yusuf lakukan saat dirayu oleh isteri Potifar; sebelum jatuh dalam dosa, Yusuf melarikan diri. Demikian harusnya sikap suami/istri terhadap kemungkinan adanya dosa perselingkuhan (perzinahan) dalam pernikahan, jauhkan diri anda dari hal itu!

Tuhan memberkati...

Sunday, January 16, 2011

Tetap Percaya karena Bagi Tuhan Tak Ada yang Mustahil

Hari ini kita sudah berada di awal tahun 2011, di hari yang ke 16... di tahun ini Tuhan memberikan janji-Nya melalui Gembala Pembina: Tahun 2011 adalah Tahun Multiplikasi dan Promosi artinya tahun ini anak-anak Tuhan akan mengalami pelipatgandaan berkat dan ada promosi dari Tuhan. Amin!

Satu pertanyaan penting, apakah setelah kita aminkan janji itu lalu otomatis janji itu akan terjadi dalam hidup kita? Tentu tidak demikian...

Lalu bagaimana caranya agar janji Tuhan (mujizat-Nya) bisa tergenapi dalam hidup kita? Penggenapan janji Tuhan dalam hidup kita tergantung pula dari sikap/respon kita atas hal itu!

Perhatikan kisah dan sikap Abraham berikut ini:
  1. Kejadian 15:1-6, saat Tuhan berjanji dan kita percaya, Tuhan memperhitungkannya sebagai kebenaran (ayat 6); jadi sikap pertama adalah percaya. Saat itu usia Abram sekitar 76 tahun.
  2. Kejadian 17:1-2, Tuhan menegaskan kembali janji-Nya pada Abram, janji yang sama, di saat usia Abram 99 tahun, jadi sudah ada rentang waktu selama 23 tahun dimana Abram menanti penggenapan janji Tuhan dengan setia. Sikap kedua yang harus dimiliki jika ingin melihat penggenapan janji Tuhan adalah sabar.
  3. Kejadian 17:4-6, 9-11, setiap perjanjian pasti ada 2 pihak yang terlibat... demikian pula halnya janji Tuhan juga melibatkan 2 pihak yaitu Tuhan dan kita, ada bagian yang Tuhan kerjakan dan ada bagian yang harus kita kerjakan agar janji itu bisa tergenapi; sikap yang ketiga: kerjakan apa yang jadi bagian kita. Dalam ayat 26-27 Abraham taat menjalankan apa yang menjadi bagiannya, disunat pada usia 99 tahun...
Yang Tuhan janjikan bagi Abraham (Kejadian 15:3-5) ada 2 hal:
  • Abraham akan mempunyai anak kandung,
  • Keturunan Abraham akan sebanyak bintang di langit.
Janji itu dipertegas lagi oleh Tuhan dalam Kejadian 17,
  • ayat 6: Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja -raja.
  • ayat 19: ...isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya.
Pada Kejadian 21:1-2 & 5, akhirnya anak yang dijanjikan Tuhan (Ishak) lahir bagi Abraham tepat di usianya yang 100 tahun.

Lalu apakah janji Tuhan sudah selesai digenapi? Belum, karena dari dua hal yang Tuhan janjikan baru satu yang digenapi-Nya. Lalu dalam Kejadian 22:1-2, Tuhan minta agar Abraham mempersembahkan Ishak sebagai korban bakaran di gunung Moria, padahal hanya melalui Ishak-lah perjanjian itu kekal selamanya (Kejadian 17:19) suatu ironi bukan?

Mungkin dalam hidup kita mengalami sesuatu yang dijanjikan oleh Tuhan tapi kemudian yang terjadi seolah-olah malah hal yang sebaliknya atau perkembangan yang kelihatan tidak sesuai dengan hal yang dijanjikan-Nya atau justru saat penggenapan janji itu sudah ada di depan mata kemudian seolah buyar/tertunda...

Inilah momen yang penting dalam penggenapan janji-Nya, Tuhan memakai hal ini untuk melihat/menguji apakah kita memiliki sikap yang keempat:

4. Tetap percaya pada janji Tuhan, apapun yang terjadi!

Jika kita yang menjadi Abraham, apakah yang ada dalam hati & pikiran kita dan apakah kita tetap percaya pada janji-Nya saat Dia minta Ishak dikorbankan? Di satu sisi Tuhan menjanjikan sesuatu pada Abraham tapi di sisi lain seolah-olah Tuhan malah melakukan hal yang sebaliknya...

Tapi perhatikan apa tindakan Abraham dalam Kejadian 22:3-10:
  1. Abraham menyiapkan segala yang dibutuhkan untuk mempersembahkan anaknya,
  2. Abraham tetap percaya pada Tuhan (walaupun Tuhan meminta Ishak dikorbankan tapi Abraham tetap percaya bahwa Tuhan sanggup melakukan apa saja untuk tetap memenuhi janji-Nya menjadikan keturunan Abraham sebanyak bintang di langit karena BAGI TUHAN TAK ADA YANG MUSTAHIL!).
Seperti tertulis pada Ibrani 11:17-19 demikianlah iman Abraham pada Tuhan saat diminta mempersembahkan Ishak anaknya.

Ku yakin saat Kau berfirman
Ku menang saat Kau bertindak
Hidupku hanya ditentukan oleh perkataanMu

Ku aman karna Kau menjaga
Ku kuat karna Kau menopang
Hidupku hanya ditentukan oleh kuasaMu

Bagi Tuhan tak ada yang mustahil
Bagi Tuhan tak ada yang tak mungkin
MujizatNya disediakan bagiku
Ku diangkat dan dipulihkanNya

Karena Abraham tidak ragu sedikitpun, maka Tuhan pun berfirman di ayat 12: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku." Dan Tuhan menggantikannya dengan menyediakan seekor domba jantan.

Sekarang ini kita pun dapat melihat bahwa janji-Nya yang kedua pada Abraham sudah terpenuhi... keturunan Abraham, Bapa orang beriman, sungguh sebanyak bintang di langit. Terpujilah Tuhan! Apapun yang dijanjikan-Nya pasti digenapi.

Lukas 1:37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.

Tetap percaya pada janji-Nya apapun yang terjadi...

Saat ku tak melihat jalan-Mu
Saat ku tak mengerti rencana-Mu
Namun tetap kupegang janji-Mu
Pengharapanku hanya pada-Mu...

Hatiku percaya, hatiku percaya
Hatiku percaya, selalu kupercaya...

Tuesday, January 11, 2011

No Sex until Married

Macam-macam pendapat orang tentang SEKS PRANIKAH, ada yang mendukung dan mengatakan: seks sebelum menikah perlu untuk penjajakan pasangan, agar tahu cocok atau tidak; ada pula yang menentang dengan berpendapat: seks sebelum menikah = berzinah; tapi ada juga pendapat yang kelihatan 'bijak' dan netral: seks sebelum nikah sah-sah aja... tergantung iman, tradisi, kepercayaan dan lingkungan orangnya.. ngak bisa dihakimi betul atau salah. Nah... kok bisa begitu ya.

Sebagai orang percaya, kita harus mencari kebenarannya melalui Firman Tuhan. Kitab Kejadian mencatat bahwa, "Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka." Kemudian Allah ingin manusia beranak cucu dan bertambah banyak, memenuhi bumi, menaklukkannya dan berkuasa atas segala binatang di bumi. Demikianlah Allah menciptakan seks agar manusia bisa beranak cucu (prokreasi) dan menikmatinya (rekreasi).

Namun perhatikanlah Kejadian 1:28 dengan seksama, sebelum Allah mengijinkan manusia beranak cucu, Allah lebih dulu memberkati mereka! Firman inilah yang menjadi dasar bagi orang percaya, bahwa seks hanya boleh dilakukan sesudah diberkati (menikah) bukan pranikah. Jadi apapun alasan dunia ini, rancangan Tuhan yang sesungguhnya: Seks ada sesudah Pernikahan Kudus. Seks pranikah adalah dosa.

Apa yang terjadi seandainya kita melanggar rancangan-Nya? Secara umum kita tahu dosa pasti berakibat buruk bagi kehidupan kita, tapi secara khusus, akibat dari seks pranikah antara lain:
  1. Resiko terjadinya kehamilan diluar nikah, kaum perempuan cenderung menjadi pihak yang lebih lemah dalam kasus ini, apalagi tidak semua laki-laki mau bertanggung jawab setelah mendapatkan apa yang diinginkannya, seperti kata pepatah: "habis manis sepah dibuang".
  2. Pernikahan dini yang rentan perceraian dan konflik, pasangan muda yang sebenarnya belum siap menikah namun terpaksa berumah tangga, serta menanggung beban mental dan sosial akibat penyimpangan yang dilakukan. Untuk itu dituntut kedewasaan dari pasangan tersebut serta dukungan dari keluarga besar agar bisa melewati masa rentan.
  3. Terikat roh percabulan/perzinahan, yang bersangkutan cenderung mengulangi dosa yang sama bahkan bisa jatuh dalam dosa seks yang lebih parah lagi seperti: seks bebas, aborsi, dan penyimpangan seks lainnya.
  4. Merusak tubuh, jiwa dan roh, bacalah 1 Korintus 6:16-18. Dosa seks menyebabkan tubuh, jiwa dan roh manusia menjadi rusak dan tidak utuh lagi. Persetubuhan menjadikan laki-laki dan perempuan menjadi satu daging, demikian pula jiwa/spiritnya. Saat seorang berzinah ada transfer jiwa/spirit yang bersatu dengan dirinya, akibatnya jiwa (kepribadian) orang tersebut pun rusak, bahkan bisa ber-kepribadian ganda (penyakit kejiwaan).
Seorang perempuan kita sebut saja Mawar berkisah... Mulanya dia berkenalan dengan seorang pria. Setelah setahun menjalin hubungan, Mawar mulai tinggal satu rumah dengan sang pacar dan melakukan hubungan intim, akibatnya Mawar pun hamil. Dia merasa malu dan bingung apa yang harus dilakukan, bagaimana jalan keluarnya? Mawar minta sang pacar untuk menikahinya agar anak yang dikandungnya punya status yang jelas. Mereka pun sepakat untuk menikah.

Rencana ini mereka rundingkan dengan keluarga dekat yang kemudian setuju dan secepatnya mempersiapkan pesta pernikahan yang sederhana. Mawar menyambut rencana itu dengan sukacita dan kebahagiaan. Datanglah hari yang dinantikan dimana hubungannya dengan sang pacar akan disahkan sebagai suami istri, Mawar dan pacarnya bersiap pergi ke gereja. Tiba-tiba sang pacar ijin pergi sebentar untuk mengajak temannya. Mawar bersama keluarganya pun menunggu sang pacar.

Tapi setelah ditunggu hampir seharian, sang pacar tetap tidak muncul juga. Dia ternyata pergi meninggalkan Mawar. Sedih, putus asa, dan hamil tanpa status yang jelas, membuat Mawar berniat untuk melakukan aborsi. Namun temannya melarang Mawar aborsi lalu menguatkannya agar tabah menghadapi masalah ini. Mawar tetap penasaran mencari sang pacar untuk meminta tanggung jawabnya. Pernah saat masih hamil, Mawar mendatangi sang pacar sambil berharap bisa mewujudkan keinginannya untuk menikah; namun dia malah menemukan sang pacar sudah bersama dengan perempuan lain. Mawar kembali kecewa dan depresi berat sampai hampir gila.

Teman-temannya pun kembali menolong, dengan tekun mereka berdoa, membimbing dan memberinya Firman, sehingga kehidupan Mawar pun dipulihkan Tuhan. Akhirnya Mawar melahirkan anak dan membesarkannya dengan pemeliharaan Tuhan. Tanpa kehadiran sang ayah, Mawar pun menjadi 'single parent' bagi anaknya...

Jika kita berdosa hanya satu solusinya: Datanglah pada Tuhan Yesus Kristus akui semua dosa kita, minta pengampunan-Nya dan bertobat, Tuhan pasti akan memulihkan; 1 Yohanes 1:9 "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan."

Lalu bagaimana dengan mereka yang taat pada perintah-Nya? Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, bila seks ada dalam pernikahan kudus maka berkatnya antara lain:
  1. Damai sejahtera dan sukacita, tidak ada rasa takut dan khawatir akan kehamilan (justru mengharapkan keturunan) karena hubungan dilakukan dengan terbuka dan di dalam berkat Tuhan.
  2. Keturunan ilahi, Maleakhi 2:15, anak-anak yang dilahirkan dalam pernikahan kudus disebut Tuhan sebagai "keturunan ilahi". Dari jutaan sel sperma yang keluar dari laki-laki ketika bersetubuh dengan istrinya, hanya satu benih 'ilahi' yang Tuhan pilih dan ijinkan untuk membuahi sel telur perempuan dan menghasilkan keturunan. Tuhan memandang berharga keturunan orang-orang benar dan Ia memberkati anak-anak yang dilahirkan dalam pernikahan kudus.
Hari ini, kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu...

Tuhan memberkati!