Tuesday, January 11, 2011

No Sex until Married

Macam-macam pendapat orang tentang SEKS PRANIKAH, ada yang mendukung dan mengatakan: seks sebelum menikah perlu untuk penjajakan pasangan, agar tahu cocok atau tidak; ada pula yang menentang dengan berpendapat: seks sebelum menikah = berzinah; tapi ada juga pendapat yang kelihatan 'bijak' dan netral: seks sebelum nikah sah-sah aja... tergantung iman, tradisi, kepercayaan dan lingkungan orangnya.. ngak bisa dihakimi betul atau salah. Nah... kok bisa begitu ya.

Sebagai orang percaya, kita harus mencari kebenarannya melalui Firman Tuhan. Kitab Kejadian mencatat bahwa, "Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka." Kemudian Allah ingin manusia beranak cucu dan bertambah banyak, memenuhi bumi, menaklukkannya dan berkuasa atas segala binatang di bumi. Demikianlah Allah menciptakan seks agar manusia bisa beranak cucu (prokreasi) dan menikmatinya (rekreasi).

Namun perhatikanlah Kejadian 1:28 dengan seksama, sebelum Allah mengijinkan manusia beranak cucu, Allah lebih dulu memberkati mereka! Firman inilah yang menjadi dasar bagi orang percaya, bahwa seks hanya boleh dilakukan sesudah diberkati (menikah) bukan pranikah. Jadi apapun alasan dunia ini, rancangan Tuhan yang sesungguhnya: Seks ada sesudah Pernikahan Kudus. Seks pranikah adalah dosa.

Apa yang terjadi seandainya kita melanggar rancangan-Nya? Secara umum kita tahu dosa pasti berakibat buruk bagi kehidupan kita, tapi secara khusus, akibat dari seks pranikah antara lain:
  1. Resiko terjadinya kehamilan diluar nikah, kaum perempuan cenderung menjadi pihak yang lebih lemah dalam kasus ini, apalagi tidak semua laki-laki mau bertanggung jawab setelah mendapatkan apa yang diinginkannya, seperti kata pepatah: "habis manis sepah dibuang".
  2. Pernikahan dini yang rentan perceraian dan konflik, pasangan muda yang sebenarnya belum siap menikah namun terpaksa berumah tangga, serta menanggung beban mental dan sosial akibat penyimpangan yang dilakukan. Untuk itu dituntut kedewasaan dari pasangan tersebut serta dukungan dari keluarga besar agar bisa melewati masa rentan.
  3. Terikat roh percabulan/perzinahan, yang bersangkutan cenderung mengulangi dosa yang sama bahkan bisa jatuh dalam dosa seks yang lebih parah lagi seperti: seks bebas, aborsi, dan penyimpangan seks lainnya.
  4. Merusak tubuh, jiwa dan roh, bacalah 1 Korintus 6:16-18. Dosa seks menyebabkan tubuh, jiwa dan roh manusia menjadi rusak dan tidak utuh lagi. Persetubuhan menjadikan laki-laki dan perempuan menjadi satu daging, demikian pula jiwa/spiritnya. Saat seorang berzinah ada transfer jiwa/spirit yang bersatu dengan dirinya, akibatnya jiwa (kepribadian) orang tersebut pun rusak, bahkan bisa ber-kepribadian ganda (penyakit kejiwaan).
Seorang perempuan kita sebut saja Mawar berkisah... Mulanya dia berkenalan dengan seorang pria. Setelah setahun menjalin hubungan, Mawar mulai tinggal satu rumah dengan sang pacar dan melakukan hubungan intim, akibatnya Mawar pun hamil. Dia merasa malu dan bingung apa yang harus dilakukan, bagaimana jalan keluarnya? Mawar minta sang pacar untuk menikahinya agar anak yang dikandungnya punya status yang jelas. Mereka pun sepakat untuk menikah.

Rencana ini mereka rundingkan dengan keluarga dekat yang kemudian setuju dan secepatnya mempersiapkan pesta pernikahan yang sederhana. Mawar menyambut rencana itu dengan sukacita dan kebahagiaan. Datanglah hari yang dinantikan dimana hubungannya dengan sang pacar akan disahkan sebagai suami istri, Mawar dan pacarnya bersiap pergi ke gereja. Tiba-tiba sang pacar ijin pergi sebentar untuk mengajak temannya. Mawar bersama keluarganya pun menunggu sang pacar.

Tapi setelah ditunggu hampir seharian, sang pacar tetap tidak muncul juga. Dia ternyata pergi meninggalkan Mawar. Sedih, putus asa, dan hamil tanpa status yang jelas, membuat Mawar berniat untuk melakukan aborsi. Namun temannya melarang Mawar aborsi lalu menguatkannya agar tabah menghadapi masalah ini. Mawar tetap penasaran mencari sang pacar untuk meminta tanggung jawabnya. Pernah saat masih hamil, Mawar mendatangi sang pacar sambil berharap bisa mewujudkan keinginannya untuk menikah; namun dia malah menemukan sang pacar sudah bersama dengan perempuan lain. Mawar kembali kecewa dan depresi berat sampai hampir gila.

Teman-temannya pun kembali menolong, dengan tekun mereka berdoa, membimbing dan memberinya Firman, sehingga kehidupan Mawar pun dipulihkan Tuhan. Akhirnya Mawar melahirkan anak dan membesarkannya dengan pemeliharaan Tuhan. Tanpa kehadiran sang ayah, Mawar pun menjadi 'single parent' bagi anaknya...

Jika kita berdosa hanya satu solusinya: Datanglah pada Tuhan Yesus Kristus akui semua dosa kita, minta pengampunan-Nya dan bertobat, Tuhan pasti akan memulihkan; 1 Yohanes 1:9 "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan."

Lalu bagaimana dengan mereka yang taat pada perintah-Nya? Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, bila seks ada dalam pernikahan kudus maka berkatnya antara lain:
  1. Damai sejahtera dan sukacita, tidak ada rasa takut dan khawatir akan kehamilan (justru mengharapkan keturunan) karena hubungan dilakukan dengan terbuka dan di dalam berkat Tuhan.
  2. Keturunan ilahi, Maleakhi 2:15, anak-anak yang dilahirkan dalam pernikahan kudus disebut Tuhan sebagai "keturunan ilahi". Dari jutaan sel sperma yang keluar dari laki-laki ketika bersetubuh dengan istrinya, hanya satu benih 'ilahi' yang Tuhan pilih dan ijinkan untuk membuahi sel telur perempuan dan menghasilkan keturunan. Tuhan memandang berharga keturunan orang-orang benar dan Ia memberkati anak-anak yang dilahirkan dalam pernikahan kudus.
Hari ini, kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu...

Tuhan memberkati!

No comments:

Post a Comment