Sunday, December 26, 2010

Percaya saja dan Mujizat terjadi!

Shalom, minggu ini adalah minggu terakhir di tahun 2010, dan kita baru saja merayakan hari Natal pada minggu yang lalu. Ada 2 hal yang perlu kita lakukan di penghujung tahun 2010 ini,
Pertama, renungkanlah apa saja yang sudah kita kerjakan sepanjang tahun 2010 yang sebentar akan berlalu, dan apa saja janji Tuhan yang sudah digenapi dalam hidup kita.
Kedua, memasuki tahun 2011 marilah kita memandang ke depan, memandang pada Kristus Yesus... melihat apa yang dijanjikan-Nya untuk kita di tahun yang akan datang, dan bagaimana kita bisa meraih janji-Nya itu.

Tahun 2010 adalah Tahun Pemulihan dan Kelimpahan, pemulihan yang kita terima bukan hanya soal materi tapi yang lebih penting lagi adalah pemulihan rohani, jika rohani dipulihkan maka materi akan mengikutinya, jika kita mengikut Tuhan maka berkat yang akan mengikuti kita... Pemulihan bukan berarti di tahun ini dosa kita sudah berkurang (he..he...), yang benar harusnya kita tidak lagi berbuat berdosa karena ada pertobatan...sehingga hidup kita pun dipulihkan. Bicara kelimpahan juga bukan hanya soal materi, yang lebih penting adalah kelimpahan dalam hal rohani, kelimpahan rohani berarti ada damai dan sejahtera dalam hidup kita.

Untuk tahun depan, Tuhan memberikan janji-Nya melalui Gembala Pembina: Tahun 2011 adalah Tahun Multiplikasi dan Promosi artinya di tahun 2011, kita akan mengalami pelipatgandaan dan promosi dari Tuhan. Yang dilipatgandakan adalah hal rohani dan tentu saja diikuti pula dengan hal jasmani; promosi juga akan terjadi baik secara rohani dan jasmani. Akan ada kenaikan tingkat dan pelipatgandaan berkat bagi anak-anak Tuhan.

Bagaimana caranya agar janji Tuhan (dan mujizat) tergenapi dalam hidup kita? Penggenapannya tergantung dari respon kita:
  1. Kita harus siap menerima janji Tuhan,
  2. Tetap percaya pada janji Tuhan (apapun yang terjadi).

Apa yang dimaksud dengan siap menerima janji Tuhan?
Siap disini berarti kehidupan kita sebagai anak Tuhan sudah dipersembahkan bagi kemuliaan-Nya sehingga layak di hadapan-Nya, kita lihat dalam Lukas 1:5-6 mengenai kehidupan Zakharia dan istrinya... "Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet. Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat."

Alkitab mencatat bahwa Zakharia dan istrinya adalah orang yang hidup benar dan tidak bercacat di mata Allah, mereka melakukan semua perintah dan ketetapan Tuhan! Pertanyaan yang penting bagi kita semua: Sudahkah kita melakukan hal itu dalam kehidupan kita?

Berikutnya perhatikan dalam Lukas 1:7 "Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya." Walaupun seseorang sudah hidup benar dan tak bercacat di mata Tuhan, bukan berarti orang tersebut akan bebas dari segala persoalan dalam dunia ini, justru melalui persoalan yang ada dalam hidupnya... Tuhan akan memakai hal itu untuk menunjukkan kuasa dan mujizat-Nya melalui penggenapan setiap janji-Nya dalam kehidupannya, sehingga hal itu menjadi kesaksian dan berkat pula bagi yang lain!

Jadi yang pertama, siap itu berarti: hidup benar dan tak bercacat di mata Tuhan.

Yang kedua, perhatikan dalam ayat 5 diatas, Zakharia dan istrinya bukan hanya hidup benar, mereka juga keturunan Harun, seorang imam; berarti mereka juga mempersembahkan hidup dan waktu untuk melayani pekerjaan Tuhan di dunia ini. Tuhan menciptakan kita di dunia bukan hanya untuk menikmati berkat-berkat-Nya tapi lebih dari itu ada misi yang diberikan-Nya pada kita untuk diselesaikan bagi kemuliaan-Nya. Apakah kita sudah tahu dan mengerti apa tujuan hidup kita di dunia ini? Jika sudah maka lakukanlah itu bagi kemuliaan-Nya, jika belum maka tanyakanlah pada Tuhan Pencipta kita, apa tujuan-Nya menjadikan kita hidup dalam dunia ini? Dan Dia pasti akan menjawabnya.

Lalu kita lanjutkan dalam Lukas 1:11-13 "Maka tampaklah kepada Zakharia seorang malaikat Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan. Melihat hal itu ia terkejut dan menjadi takut. Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes." Hal ketiga yang Zakharia dan istrinya lakukan sehingga siap menerima janji Tuhan adalah tekun berdoa sampai doanya dijawab oleh Tuhan.

Bayangkan, saat doa Zakharia dan Elisabet dijawab, mereka berdua sudah dalam usia lanjut (ayat 7), misalkan saja usia mereka saat itu 60 tahun, dan mereka berdoa minta anak sejak usia 35 tahun, artinya mereka telah tekun berdoa selama 25 tahun! Bukan waktu yang sebentar tapi mereka mau tekun dan tetap setia berdoa...

Dan tepat pada waktu-Nya (anak Zakharia & Elisabet yaitu Yohanes Pembaptis memang harus lahir lebih dulu dari Yesus, demi misi mempersiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan ke dunia), Tuhan menjawab doa mereka, memberikan janji-Nya dan mujizat-Nya (bisa punya anak dalam keadaan mandul dan usia lanjut... tentu suatu mujizat bukan). Itulah respon pertama yang harus kita miliki jika mau menerima janji dan mujizat Tuhan di tahun 2011.

Respon kedua yang harus kita lakukan adalah tetap percaya pada janji Tuhan (apapun yang terjadi)! Percaya kelihatan lebih mudah jika kita sebelumnya pernah melihat, mendengar kesaksian ataupun mengalami sendiri (tapi yang Tuhan mau bukan hanya percaya karena pernah melihat melainkan percaya karena iman); walaupun itu bukan jaminan kita akan tetap percaya saat janji Tuhan diberikan dalam hidup kita... seperti yang dilakukan Zakharia, respon pertamanya sudah benar namun respon berikutnya masih belum benar. Perhatikan dalam Lukas 1:18 Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu: "Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut umurnya." Dari ayat ini kita bisa mengerti bahwa Zakharia menyangsikan janji Tuhan, dia tidak percaya sepenuhnya karena dalam pikirannya dia beranggapan tidak mungkin seorang yang sudah tua dan lanjut umur bisa hamil dan melahirkan anak.

Respon Zakharia saat janji dan mujizat Tuhan disampaikan kepadanya sungguh ironis dengan responnya yang pertama, apa yang dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa dia siap tapi saat janji mujizat diberikan dia malah tidak percaya... Doa dan pengharapan selama berpuluh-puluh tahun dilakukannya tapi saat dijawab malah sangsi... Sebagai orang Yahudi dan seorang imam, Zakharia pasti mengerti Firman Tuhan dan hapal isi kitab Taurat dimana ada tertulis kisah hidup Abraham dan Sarah yang juga dikaruniai anak yang Tuhan janjikan yaitu Ishak, pada usia tua dan lanjut; ada pengalaman rohani atau kesaksian hidup dari leluhurnya yang mirip dengan mujizat yang Tuhan janjikan kepada Zakharia... sehingga seharusnya karena hal itu sudah pernah Tuhan lakukan sebelumnya, tentunya lebih mudah bagi Zakharia untuk percaya, TAPI dia tetap saja tidak percaya sepenuhnya... Bagaimana mungkin hal itu akan terjadi? pikirnya...

Dan karena respon Zakharia yang tidak percaya, di ayat 20, Tuhan memberikan hukuman kepadanya: "Sesungguhnya engkau akan menjadi bisu dan tidak dapat berkata-kata sampai kepada hari, di mana semuanya ini terjadi, karena engkau tidak percaya akan perkataanku yang akan nyata kebenarannya pada waktunya." Janji dan mujizat Tuhan tetap terjadi bagi Zakharia tapi juga ada hukuman baginya karena kurang percaya...

Jadi bagaimana respon yang benar?
Mari kita lihat dalam Lukas 1:30-35 & 38, dikisahkan bahwa malaikat Tuhan menyampaikan pesan pada Maria bahwa oleh kasih karunia Tuhan, Maria akan mengandung bayi Yesus, dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Maria juga sempat bertanya pada malaikat Tuhan, tapi pertanyaan Maria bukanlah suatu kesangsian namun suatu kewajaran... Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."

Perhatikan respon Maria setelah mendengar hal itu, di ayat 38: Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia. Bukanlah suatu hal yang mudah untuk bisa percaya pada perkataan malaikat itu, Maria bisa percaya bahwa yang berbicara padanya benar-benar malaikat Tuhan (bukan iblis) karena hidupnya bergaul intim dengan Tuhan sehingga punya kepekaan untuk membedakan roh. Yang lebih dahsyatnya lagi, Maria yang saat itu belum menikah dengan Yusuf tunangannya, tiba-tiba menerima janji mujizat-Nya bahwa dia harus hamil... dia tahu apa konsekuensi yang akan diterimanya (hukum Taurat bagi wanita yang hamil diluar nikah = dosa perzinahan, adalah dirajam sampai mati), belum lagi Yusuf tunangannya pasti akan menolak menikahinya. Namun Maria tetap percaya pada janji Tuhan apapun yang akan terjadi!

Saat itu Yusuf belum tahu kisah yang terjadi dibalik hamilnya Maria, dan baru diberitahu oleh malaikat Tuhan kemudian, lihat dalam Matius 1:18-21. Respon Yusuf setelah mendengar hal itu sama dengan Maria, yaitu percaya pada janji Tuhan, padahal tidak mudah bagi seorang pria mendapati calon istrinya sudah hamil tanpa menikah sebelumnya dengan dirinya... Sebagai catatan: janji mujizat ini belum pernah terjadi sebelumnya, tidak pernah ada pengalaman atau kesaksian hidup sebelumnya dari tokoh Alkitab... Beda dengan mujizat yang dijanjikan pada Zakharia yang walaupun mustahil tapi pernah Tuhan lakukan sebelumnya, bagi Abraham, contohnya. Tapi wanita yang mengandung tanpa persetubuhan melainkan oleh benih Roh Kudus hanya terjadi satu kali ini saja, dan respon Maria serta Yusuf TETAP PERCAYA APAPUN YANG TERJADI! Dan hasilnya: inilah MUJIZAT TERBESAR yang pernah Tuhan Allah kerjakan bagi umat manusia! Yohanes 1:14: Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Tahun 2011 adalah Tahun Multiplikasi dan Promosi, apakah kita siap menerimanya? Apakah kita percaya pada janji-Nya? Jika ya, marilah kita hidup benar di hadapan-Nya, melayani tujuan-Nya, dan senantiasa berharap pada Tuhan serta tetap percaya kepada-Nya... setiap janji-Nya, setiap mujizat-Nya pasti terjadi!

Saat ku tak melihat jalan-Mu
Saat ku tak mengerti rencana-Mu
Namun tetap kupegang janji-Mu
Pengharapanku hanya pada-Mu...

Hatiku percaya, hatiku percaya
Hatiku percaya, selalu kupercaya...


Tuhan memberkati!

No comments:

Post a Comment